Page 73 - Stabilitas Edisi 190 Tahun 2022
P. 73
ada akhirnya bank sentral
tidak berdaya juga menghadapi
gempuran kenaikan harga.
PKenaikan harga dari bahan
bakar minyak yang dilakukan pemerintah
September lalu, menjadi pukulan hook
yang mematikan bagi pertahanan bunga
acuan Bank Indonesia.
Pada 23 September lalu, BI 7 Days
Reverse Repo Rate (BI7DRR) dikerek dari SiSi biaya
sebanyak 50 basis poin, kenaikan terbesar dana aTau cost
sejak Mei 2018. Bulan lalu, BI sudah
membuka pertahanan bunga acuan yang of fund TerlihaT
sudah dijaga ketika menaikkan BI7DRR adanya imPliKaSi
sebesar 25 bps, kenaikan pertama sejak dari KenaiKan
November 2018.
Bank sentral tidak mampu lagi SuKu bunga acuan
menahan desakan harga setelah Inflasi menjadi 3,75 PerSen.
umum menembus 4,64 persen (year on
year/yoy) pada Agustus, sementara inflasi adaPun cost of
inti tercatat 3,04 perse). Angka inflasi inti fund bni di PoSiSi
malahan merupakan yang tertinggi sejak
November 2019. juni 2022 berada di novita Widya anggraini,
Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui level 1,4 PerSen. Direktur Keuangan BNI
bahwa kenaikan BBM dan inflasi pada
barang-barang konsumsi merupakan
faktor utama pendorong bunga acuan.
Dia juga mengakui inflasi juga mendapat
tekanan bertubi-tubi dari melonjaknya
harga komoditas pangan dan energi
global.
Perry memperkirakan inflasi inti dan
ekspektasi inflasi berisiko meningkat
akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi,
inflasi volatile food, serta semakin
menguatnya tekanan inflasi dari sisi
permintaan. Berbagai perkembangan
tersebut diyakini dapat mendorong
inflasi pada 2022 dan 2023 berisiko bunga acuan BI sebanyak 25 basis poin menyampaikan, dari sisi biaya dana atau
melebihi batas atas sasaran 3,0±1 persen. menjadi 3,75 persen tidak memiliki cost of fund terlihat adanya implikasi dari
“Karenanya diperlukan sinergi kebijakan dampak yang signifikan terhadap kinerja kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75
yang lebih kuat antara pemerintah pusat perseroan. Direktur Keuangan BNI persen. Adapun cost of fund BNI di posisi
dan daerah dengan Bank Indonesia untuk Novita Widya Anggraini mengaku bank Juni 2022 berada di level 1,4 persen.
langkah-langkah pengendaliannya,” kata yang punya kode saham BBNI itu sudah Sedangkan dari sisi interest income, BNI
Perry. melakukan stress test terkait kebijakan tidak serta-merta akan menyesuaikan
Pelaku industri perbankan pun yang dilakukan Bank Indonesia. Akan suku bunga kepada para debitur.
merespons langkah yang dilakukan bank tetapi, BNI terus memantau fungsi Dengan kata lain, Novita ingin
sentral Indonesia dengan mengatakan intermediasi dari sisi kondisi likuiditas. menyampaikan bahwa BNI bakal
akan meningkatkan pendanaan dari Saat ini BNI memang memiliki terlebih dahulu melihat profil risiko
sumber-sumber yang hemat biaya. likuiditas yang cukup ample dan tidak dari masing-masing debitur. Untuk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) terlalu terpengaruh dengan kenaikan debitur-debitur BNI yang sesuai strategi
Tbk atau BNI menilai kenaikan suku suku bunga. Walau demikian, Novita jangka panjang memiliki risiko yang
www.stabilitas.id Edisi 190 / 2022 / Th.XVIII 73

