Page 69 - Stabilitas Edisi 190 Tahun 2022
P. 69
erbincangan mengenai
pembangunan berkelanjutan
telah mengemuka lebih,
Pketika muncul kesadaran
bahwa praktik ekonomi yang selama ini
dilakukan manusia telah mengabaikan
lingkungan. Setelah satu dekade berjalan,
isu yang beken disebut sustainable
development goals (SDGs) itu belum
berjalan sesuai ekspektasi. Salah satu banyaK negara
yang menjadi penyebabnya adalah terkait anggoTa g20
pendanaan.
Pembiayaan terhadap program menghadaPi
SDGs makin menantang ketika Covid- TanTangan unTuK
19 mengadang pada 2020. Padahal biSa memenuhi
sebelumnya saja pembiayaan untuk
hal itu dan aksi perubahan iklim sudah TargeT TPb di Tahun
turun signifikan sebesar 70 persen pada 2030 mendaTang.
2019. Dengan meledaknya pandemic
yang menimbulkan resesi dan menekan TargeT ini aKan
pertumbuhan ekonomi tentu membuat SangaT SuliT
pembiayaan untuk SDGs menjadi
semakin langka. dicaPai jiKa hanya Tantowi Yahya,
Untuk mengatasi permasalahan mengandalKan Eks Dubes
pembiayaan ini, sejak Oktober 2021,
para pemimpin G20 mengambil sebuah aPbn Saja. unTuK
inisiatif penting. Adalah Blended Finance iTu, Blended finance
Alliance (BFA), solusi yang dimunculkan
untuk mengatasi kemandekan biSa menjadi SoluSi.
pembiayaan untuk SDGs atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Usulan ini dimasukkan dalam G20
Framework for Voluntary Support untuk
diintegrasikan ke dalam Integrated
National Financing Frameworks (INFF).
“Banyak negara anggota G20
menghadapi tantangan untuk bisa
memenuhi target TPB di tahun 2030
mendatang. Target ini akan sangat filantropi dan pemangku kepentingan investor, pelaku bisnis, dan filantropis
sulit dicapai jika hanya mengandalkan terkait di Bali Nusa Dua Conference dunia. Selain menekan risiko dan beban
APBN saja. Untuk itu, blended finance Center (BNDCC) Agustus lalu. pendanaan, skema ini bisa sekaligus
bisa menjadi solusi untuk mengatasi Sejak diperkenalkan di Addis Ababa memberikan dorongan lebih besar pada
permasalahan pembiayaan ini,” kata Action Agenda oleh anggota PBB di paktik sustainable finance sehingga
Tantowi Yahya, seorang public figure tahun 2015, INFF telah menjadi kerangka dapat segera melihat kegiatan bisnis yang
yang mewakili para filantropi yang pembiayaan yang mendorong sekitar 86 memiliki dampak sosial dan lingkungan.
concern pada masalah tersebut. negara, temasuk Indonesia. Tujuannya
Mantan Duta Besar Selandia Baru untuk menyiapkan rencana yang Kampanye Pemerintah
itu mengungkapkannya pada 3rd lebih transparan dan alat penyaluran Kehadiran alternatif solusi
Development Working Group Side Event pembiayaan untuk upaya pencapaian pendanaan ini tentunya disambut oleh
berjudul Integrated National Financing TPB dan aksi perubahan iklim. pemangku kebijakan. Bahkan pemerintah
Framework (INFF) yang menghadirkan Tantowi lebih lanjut menuturkan Indonesia langsung menyebut BFA akan
perwakilan pemerintah, sektor swasta, bahwa blended finance akan menarik para menjadi katalis untuk menyelaraskan
www.stabilitas.id Edisi 190 / 2022 / Th.XVIII 69

