Page 75 - Stabilitas Edisi 190 Tahun 2022
P. 75

Kredit Tertekan
            Sementara itu, Ekonom Center
          of Economic and Law Studies Bhima
          Yudhistira memperkirakan kenaikan
          suku bunga acuan oleh BI akan
          memengaruhi pertumbuhan kredit
          perbankan, baik itu kredit kendaraan,
          kredit usaha, maupun Kredit
          Kepemilikan Rumah (KPR). Pasalnya,
          kenaikan suku bunga bakal diikuti
          kenaikan suku bunga kredit bank dan
          imbasnya bisa menggerus keinginan
          masyarakat untuk mengambil kredit
          bank.
            Hal itu bakal diperparah usai
          masyarakat belum sepenuhnya pulih dari
          pandemi covid-19. Tak ditampik, saat ini
          masih banyak nasabah yang terkendala
          dalam pelunasan kredit meskipun
          telah diberikan program relaksasi
          dari pemerintah yang salah satunya
          restrukturisasi. “Kondisi ini tentu akan
          semakin mempersulit para debitur
          sehingga ujungnya berpotensi menaikkan
          kredit bermasalah atau Non Performing
          Loan (NPL) perbankan,” uajar Bhima.
            Adapun kenaikan suku bunga yang
          dilakukan BI pada dasarnya sejalan                                      Naiknya suku bunga acuan
          dengan kenaikan suku bunga yang                                         BI akan memengaruhi
          dilakukan sejumlah bank sentral di                                      pertumbuhan kredit
          dunia. Meski seakan mengikuti tren suku                                 perbankan, baik itu
          bunga tinggi, namun amunisi utama                                       kredit kendaraan, kredit
          berupa kenaikan suku bunga memiliki   kian diperburuk pada tahun ini akibat
          implikasi cukup besar terutama di saat   invasi Rusia ke Ukraina dan kebijakan   usaha, maupun Kredit
          ekonomi global baru saja pulih dari   lockdown Covid di Tiongkok.       Kepemilikan Rumah (KPR).
          pandemi Covid-19 dan di tengah lonjakan   Sedangkan bank-bank sentral utama
          inflasi.                          telah merespons dengan kuat melalui
            Dalam sebuah artikel The Business   menaikkan biaya pinjaman untuk
          Times, Bank Dunia memperingatkan   mendinginkan permintaan dan meredam
          ancaman resesi global tumbuh karena   inflasi yang membara. Namun dalam
          bank sentral di dunia fokus untuk   sebuah makalah baru, para ekonom
          menurunkan tingkat inflasi yang terus   Bank Dunia memperingatkan, tindakan
          melonjak. Pada konteks ini, pemerintah   tersebut mungkin tidak cukup untuk
          diminta untuk membantu meningkatkan   mengendalikan harga tinggi.
          pasokan guna mengurangi kendala di   “Banyak negara tidak akan dapat
          balik kenaikan harga.             menghindari resesi. Perlambatan di
            Tingkat inflasi di seluruh dunia   seluruh dunia dan pengetatan kebijakan
          telah meningkat pada laju tercepat yang   moneter dapat menimbulkan tekanan
          terlihat dalam beberapa dekade. Hal   keuangan yang signifikan dan memicu
          itu karena kendala pasokan di tengah   resesi global pada 2023,” kata makalah
          permintaan yang tinggi ketika negara-  tersebut, dikutip dari The Business
          negara keluar dari pandemi. Kondisi   Times.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 190 / 2022 / Th.XVIII  75
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80