Page 92 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 92

Syarif Fadilah
               kOLOm                                         Pemimpin Redaksi Majalah STABILITAS










                  Jargon                                          terbaik dunia, dan kota paling bahagia di seantero jagad.
                                                                     Sejatinya tidak masalah dengan mimpi untuk
                  dan Mimpi                                       memindahkan ibu kota dan menjadikannya sebagai kota
                                                                  yang paling ‘wah’ di dunia ini. Yang menjadi masalah
                                                                  adalah waktu yang dipilih. Ketika ekonomi rakyat masih
                                                                  terpuruk karena wabah dan membutuhkan dana yang
                        etelah Indonesia memperoleh kemerdekaaan   tidak sedikit untuk menolong mereka menjalani krisis
                        dan menjalani kehidupan baru, para pemimpin   kesehatan ini, rasanya tidak pas kalau yang diprioritaskan
                        mengajak kita terbang tinggi lewat mimpi dan   adalah hal lainnya.
                  Sjargon-jargon yang membangkitkan semangat         Jika kemudian pemerintah mengatakan akan
                  rakyat. Strategi ini bisa dipahami. Sebagai negara yang   mengundang investor asing untuk mewujudkan itu,
                  baru lahir, kepercayaan diri untuk membantu bangsa   dengan kata lain tidak pakai anggaran negara, apakah ada
                  ini berdiri sejajar dihadapan bangsa-bangsa lain, sangat   jaminan tidak ada timbal balik. Dan jika memang cara
                  penting. Jargon-jargon memang dimunculkan dengan   ini yang diambil, sama saja pemerintah saat ini menaruh
                  kesadaran penuh untuk membangun bangsa ini.     kedaulatan bangsa di tengah meja taruhan.
                     Ya, jargon dan mimpi memang kerap menjadi       Namun begitu jika kita pikirkan secara tenang muncul
                  landasan seorang pemimpin untuk menggerakkan rakyat   pertanyaan, apakah memang ada situasi emergency
                  agar bisa menyetujui dan mengusung keinginannya. Tapi   yang memaksa pemerintah harus memindahkan ibu kota
                  sekali lagi keinginan tersebut muncul dari kesadaran   Negara? Saya kira ini mudah dijawab. Tetapi jika pun ada
                  untuk membangun bangsa, sesuai kebutuhannya. Dan   kondisi memaksa, maka pemulihan ekonomi pasca krisis
                  tentu saja jargon tersebut diteruskan dengan rencana   pandemi tentu lebih darurat, ketimbang apapun saat ini.
                  dan usaha yang nyata. Tapi sekali lagi itu semua untuk   Pertanyaan berikutnya adalah jika memang memiliki
                  kepentingan rakyat, bukan semata untu kekuasaannya.  mimpi untuk memberi hadiah kepada dunia, bukanlah
                     Saat ini, terutama selama nyaris sedekade terakhir,   sepantasnya rakyat Indonesia mendapat hadiah berupa
                  jargo-jargon juga banyak muncul di tengah rakyat.   kesejahteraan dan kelayakan hidup, terlebih dahulu?
                  Bahkan banyak jargon yang dtelurkan pemerintah.   Sebabnya hingga saat ini Indonesia masih terbelit
                  Tengok saja dengan jargon “Revolusi Mental’ yang   masalah ketimpangan ekonomi, tingkat putus sekolah
                  muncul sejak 2015 lalu, yang hingga kini hasilnya tidak   yang masih tinggi, dan angka korupsi yang masih
                  diketahui dan bahkan sudah tidak terdengar lagi.   menyedihkan. Apalagi pandemi masih mengancam dan
                     Dan yang paling menghebohkan akhir-akhir ini   bisa memerosokkan ekonomi RI.
                  adalah rencana pemerintah memindahkan ibu kota     Sebagian pengamat kemudian menyimpulkan, inilah
                  ke Pulau Kalimantan. Tidak usah kita bahas mengenai   ciri khas pemerintahan sekarang. Banyak proyek-proyek
                  alasan yang mendasarinya yang sudah banyak      yang dimunculkan tidak berdasarkan perencanaan yang
                  dipertanyakan publik. Mari kita lihat dari jargon yang   matang. Salah satu contoh selain megaproyek ibu kota
                  diusung.                                        Negara baru ini adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-
                     Pada 2019 lalu ketika keinginan itu mencuat,   Bandung, Jalan Tol Trans Sumatra.
                  Presiden Joko Widodo mengeluarkan jargin bahwa ibu   Tetapi tampaknya pemerintah tetap keukeuh pada
                  kota baru ini akan menjadi hadiah Indonesia untuk   keinginannya. Nah, kita sebagai rakyat mungkin cuma
                  dunia. “Ibu kota negara baru ini adalah hadiahnya   bisa mengelus dada atau minimal bisa memahami dua
                  Indonesia untuk dunia. Mimpinya memang harus tinggi,”   hal. Di dunia ini ada mimpi yang memang berasal dari
                  kata Presiden November 2019 seperti dikutip Kompas.  visi seorang pemimpin, ada pula mimpi yang muncul tiba-
                  com. Bahkan, keinginan untuk memindahkan ibu kota   tiba atau hanya didasarkan oleh keinginan si pemimpin.
                  ini ditujukan untuk mengalahkan Dubai, sebagai ibu kota   Dan rakyat harus meng-entertain keinginan tersebut.


         92   Edisi No.184 / Tahun 2022  www.stabilitas.id
   87   88   89   90   91   92   93   94