Page 41 - E-Book Legong Kuntir_Mudiasih-Rinto-2021
P. 41
Mudiasih dan Rinto
4.2.2 Sejarah Tari Legong Kuntir
Legong Kuntir merupakan salah satu bentuk tari Legong
yang kemunculannya hampir sulit ditentukan kapan diciptakan
dan siapa yang menciptakan, sehingga tari ini merupakan ta-
ri anonim, atau tidak diketahui penciptanya. Untuk menelusuri
sejarah mengenai Legong dapat disimak dari Buku Evolusi Tari
Bali (1996), dan Evolusi Legong dari Sakral menjadi sekuler
(1979) oleh I Made Bandem yang menginformasikan tentang ke-
lahiran Legong. Disebutkan bahwa Legong sebuah bentuk tari
yang kelahirannya diilhami dan dipengaruhi oleh bentuk tari se-
belumnya seperti Sanghyang Nandir dan Gambuh, demikian ju-
ga proses penciptaannya dihubungkan dengan raja Gianyar, I
Dewa Agung Manggis, dan seorang seniman yang bernama De-
wa Gede Rai Penit. Ketika I Dewa Agung Manggis sempat pula
menyaksikan pertunjukan Nandir yang sangat menaruh perhati-
an terhadap tarian tersebut, kemudian segera memerintahkan
dua orang seniman dari Sukawati untuk menata tari Nandir
yang dapat ditarikan oleh anak perempuan. Sejak itu terciptalah
tari Legong. Lebih jauh juga diungkapkan bahwa Legong pada
mulanya adalah merupakan kesenian feodal dari kaum Triwang-
sa di Bali. Kesenian ini merupakan kesenian istana yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan pola kebangsawanan dan men-
dapat perlindungan dan dorongan dari para raja zaman dahulu.
(Bandem,1981:79). Tari Legong yang sengaja diciptakan agar da-
pat ditarikan oleh anak-anak perempuan, mendapat inspirasi da-
ri pertunjukan Sang Hyang Legong/Topeng Legong yang ada di
pura yogan Agung Ketewel. Made Sanggra dalam bukunya yang
berjudul Babad Timbul Sukawati memaparkan, bahwa sukawati
-27-