Page 42 - E-Book Legong Kuntir_Mudiasih-Rinto-2021
P. 42
Pembelajaran Tari Legong Kuntir Mudiasih dan Rinto
disebutkan sebagai desa yang pertama mencoba mengembang-
kan tari legong yang dibuat oleh I Made Duaja, I Dewa Putu
Belacing, dan I Dewa Gede Rai Perit. Sukawati juga dikatakan
menjadi pusat penyebaran Legong, dengan banyaknya seniman-
seniman yang datang dari berbagai daerah di sekitar Gianyar
dan juga daerah lain di luar Gianyar.
Berdasarkan hal dapat dapat diidentifikasi bahwa bentuk tari
Legong Kuntir yang biasa dipentaskan saat ini merupakan hasil
rekonstruksi yang dilakukan oleh Yayasan Proyek Pengemba-
ngan Sarana Wisata Budaya Bali pada tahun 1974-1975. Da-
lam pementasannya tari Legong Kuntir memiliki struktur tari
yang lengkap yaitu (1) Pengawit; (2) Pengawak; (3) Gegaboran/
Pengecet/Angkat-Angkatan; (4) Pengetog; (5) Pesiat; (6) Tetangisan;
(7) Pekaad. Struktur tari dibagi perbabak sesuai pakem tari Le-
gong yang asli sesuai cerita yangdipentaskan.
4.2.3 Fungsi Tari Legong Kuntir
Tari Legong Kuntir berfungsi sebagai tari hiburan profan
atau Balih-Balihan, hal ini terdapat dalam konsep pementasannya
yang menonjolkan sisi profan atau hiburan estetis, meskipun
dalam masyarakat Bali tari Legong dilestarikan dengan mema-
sukan unsur sakral ke dalam pementasannya, Legongpada da-
sarnya adalah bentuk pementasan yang dapat dilakukan dimana
saja, kapan saja hampir tanpa ikatan waktu tertentu (Dibia,
2012:4).
4.2.4 Iringan
Iringan tari merupakan sebuah musik instrumental yang
mengiringi sebuah bentuk tari. Sesuai pengertian Legong yang
terdapat pada buku PPSW Budaya Bali (1974-1975) Legong
-28-