Page 136 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 136

Paku Alam dan Berbagai Peranannya

                   Setelah terjadi peristiwa Madiun 1948, parlemen daerah
               Yogyakarta mengalami perubahan yang cukup berarti, yakni
               komposisi jumlah anggota parlemen dari 60 menjadi 70
               orang. Selain itu, kelompok aliran Islam (Masyumi yang
               membawahi organisasi-organisasi Islam) memimpin dengan
               jumlah yang sangat signifikan. Tampaknya muncul trauma
               politik dengan peristiwa Madiun. Kelompok Islam dan nasio-
               nalis menjadi ‘paranoid’ sehingga menempati seluruh kursi
               yang hilang dari kelompok kiri. Selain pertimbangan Islam
               sebagai mayoritas, tampaknya logika ini dikedepankan untuk
               penanda ‘kepahlawanannya’ sebagai penentang kelompok kiri,
               khususnya berkaitan dengan peristiwa Madiun.  Dengan
                                                            20
               dikedepankannya Islam sebagai kelompok politik dominan
               penentang garis kiri, legitimasi akan diperoleh secara elegan.
               Keputusan itu adalah bagian dari perpanjangan konflik pada
               tingkat pusat sebelum peristiwa Madiun, saat Masyumi
               menarik diri dari kabinet Amir Syarifudin 15 Januari 1948
               sebagai penentangan atas kesepakatan Renville.  Sebenarnya
                                                         21

               19  Diolah dari buku Soetiknjo, dkk., ibid. Jika kita mencoba untuk memban-
                dingkan dengan hasil pemilu 1955 dan pemilu DPRD DIY tahun 1957,
                kelompok yang tidak terwakili pada tahun 1946 dan 1948 (PKI) justru menang
                secara mutlak di Kota Yogyakarta, Lihat Sumarni, ‘PKI dalam Pemilihan
                Umum di Kota Pradja Jogjakarta’, (Yogyakarta: Skripsi Sarjana Muda Ilmu
                Sejarah Fak. Sastra UGM, 1964); M.A. Woro Astuti. ‘Partai Katolik dalam
                Pemilu 1955 di Kotamadya Yogyakarta’,  (Yogyakarta: Skripsi Sarjana Muda
                Ilmu Sejarah Fak. Sastra UGM, 1980);  dan Anonim, Pemilihan Umum Anggota
                DPRD Swatantra Tingkat I Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun  1957 ,
                (Yogyakarta: Panitia Pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta, 1958).
               20  Wawancara dengan Herusaji, (mantan ketua umum Pemuda Rakyat
                Kabupaten Sleman), di Yogyakarta.
               21  Ann Swift, The Road to Madiun: The Indonesian Communist Uprising of 1948,
                (Cornell Modern Indonesia Project, Monograph Series, 1988), hlm. 18-19.

                                                                   113
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141