Page 80 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 80
Resonansi Landreform Lokal ... 67
“Empat Prinsip Pengelolaan Pertanahan”, “Sebelas Agenda BPN-
RI”, dan “Sapta Tertib Pertanahan” berguna untuk memajukan
kondisi sosial kependudukan Desa Karanganyar, seperti: Perta-
ma, dengan memanfaatkan konsepsi “Catur Tertib Pertanahan”,
maka masyarakat Desa Karanganyar dapat menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan tanah dengan tertib. Kedua,
hal ini dapat menginspirasi masyarakat Desa Karanganyar, agar
melakukan penguatan hak atas tanah atau mensertipikatkan
tanahnya, yang akan diproses sesuai dengan “Siklus Agraria”
yang ditetapkan oleh Pemerintah (baca: BPN-RI). Ketiga, setelah
melakukan penguatan asset melalui pensertipikatan tanah, maka
masyarakat Desa Karanganyar berpeluang menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan tanah dengan baik, karena
tanah tersebut mampu berkontribusi dalam kesejahteraan, ke-
adilan, keberlanjutan, dan harmoni sosial. Keempat, sementara
itu, agar tanah mampu berkontribusi dalam kesejahteraan,
keadilan, keberlanjutan, dan harmoni sosial, maka Pemerintah
Desa Karanganyar perlu mengelola tanah dengan menerapkan
“Sebelas Agenda Pertanahan” dan “Sapta Tertib Pertanahan”.
Berdasarkan semangat berkontribusi dalam kesejahteraan,
keadilan, keberlanjutan, dan harmoni sosial; maka para pihak
yang terlibat dalam penerapan landreform lokal membuka
peluang bagi optimalisasi potensi sosial kependudukan yang
ada di Desa Karanganyar. Sebagaimana diketahui Desa Karang-
anyar memiliki kekuatan berupa jumlah penduduk yang relatif
besar (686 orang), di mana mayoritasnya beraktivitas di bidang
pertanian, dan hidup dalam kondisi “politik lokal” yang dinamis.
Modal sosial ini menjadi sesuatu yang penting, ketika para pihak
berkehendak melakukan pengelolaan pertanahan dengan sebaik-
baiknya, yang antara lain melalui landreform lokal.

