Page 21 - Transmisi Nilai-nilai Pertanahan di Kabupaten Magetan
P. 21

Aristiono Nugroho dkk.
                   Pemerintah Kabupaten Magetan (2014a)  mengungkapkan,
             bahwa ada 8 (delapan) masalah pokok sektor pertanian di wilayah
             kabupaten ini, yaitu: Pertama, masih rendahnya penggunaan bibit
             unggul bersertipikat.  Kedua, semakin sedikitnya  ketersediaan  air.
             Ketiga, masih banyaknya jaringan irigasi  yang  rusak.  Keempat,
             ketersediaan pupuk yang sering terhambat. Kelima, masih sedikitnya
             kepemilikan alat mesin pertanian. Keenam, jatuhnya harga gabah
             saat panen.  Ketujuh,  lemahnya permodalan petani.  Kedelapan,
             semakin sempitnya kepemilikan tanah petani.

                   Ketika pemberdayaan petani dilakukan oleh Kantor Pertanahan
             Kabupaten Magetan, maka saat itu berlangsung transmisi nilai-nilai
             pertanahan dari para petugas kantor pertanahan kepada para petani.
             Transmisi nilai-nilai pertanahan berbasis pada motif serta ketepatan
             dan relevansi tindakan dan perilaku para petugas kantor pertanahan.
             Selain  itu, motif,  pengamatan,  dan  kesediaan  para  petani  juga
             memiliki  arti  penting. Kesemua ini menghasilkan interaksi  antara
             keduanya, terutama dalam membangun kepercayaan dan hubungan.

                   Kantor Pertanahan Kabupaten Magetan perlu mempersiapkan
             substansi nilai-nilai pertanahan yang akan ditransmisikannya, seraya
             memperhatikan motif  yang  dimiliki  para  petani ketika menerima
             transmisi  tersebut.  Kesediaan para petani  menjadi  penentu
             keberhasilan,  ketika berlangsung  transmisi nilai-nilai  pertanahan
             oleh kantor pertanahan. Asumsi dan keyakinan positif yang dimiliki
             petani  atas nilai-nilai  pertanahan merupakan  dasar bagi hadirnya
             kesediaan petani, yang kemudian mewujud dalam bentuk tindakan
             dan perilaku petani yang relevan dengan nilai-nilai pertanahan.
                   Sementara itu  diketahui, bahwa  secara  umum nilai-nilai
             pertanahan bersumber  dari Undang-Undang  Pokok  Agraria
             (UUPA),  yang  antara lain berisi:  Pertama,  bumi, air,  dan  ruang
             angkasa,  termasuk  kekayaan alam  yang  terkandung  di  dalamnya,
             pada  tingkatan  tertinggi dikuasai oleh  Negara  sebagai organisasi

       2                                                                                                                                                      3
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26