Page 23 - Transmisi Nilai-nilai Pertanahan di Kabupaten Magetan
P. 23

Aristiono Nugroho dkk.
                   Berkaitan  dengan  pendaftaran  tanah  atau  legalisasi  asset,
             terdapat nilai-nilai pertanahan yang “dekat” dengan petani, terutama
             saat berlangsung  pelaksanaan PRONA (Program Operasi Nasional
             Agraria),  PRODA  (Program  Operasi  Daerah  Agraria),  atau  yang
             semacam itu. Nilai-nilai pertanahan yang terkait dengan pendaftaran
             tanah bersumber  dari  Peraturan Pemerintah Nomor 24  Tahun
             1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang antara lain berisi: Pertama,
             penghormatan  terhadap alat  bukti  atau dokumen  pemilikan dan
             penguasaan  tanah,  yang  wujudnya  berupa proses pemeriksaan
             berkas dan penelitian data yuridis. Kedua, penghormatan terhadap
             fakta lapangan, yang wujudnya berupa proses pemeriksaan lapangan
             tentang kebenaran data yuridis dan pengukuran bidang tanah untuk
             mengumpulkan  data  fisik.  Ketiga,  penghormatan  terhadap  hak
             pihak lain yang terkait dengan suatu bidang tanah, yang wujudnya
             berupa proses pengumuman data fisik dan data yuridis. Keempat,
             penghormatan terhadap proses administrasi, yang wujudnya berupa
             proses  pembukuan  hak dan  penerbitan  sertipikat  hak atas  tanah.
             Kelima,  penghormatan  terhadap  pemegang  hak  atas  tanah,  yang
             wujudnya berupa proses penyerahan sertipikat hak atas tanah kepada
             yang berhak.

                   Transmisi  nilai-nilai  pertanahan  merupakan prasyarat,  agar
             pemberdayaan  petani dapat  mencapai  sasaran dan  tujuan.  Selain
             itu, transmisi nilai-nilai pertanahan dari petugas kantor pertanahan
             kepada  para  petani juga berpeluang mengalihkan nilai-nilai  yang
             berguna dalam pemberdayaan petani, dan  mengundang  kesediaan
             para  petani  untuk menerimanya. Hal ini  membuka  peluang bagi
             hadirnya  keyakinan  dan  motif  para  petani,  sehingga  membantu
             terwujudnya  tindakan para petani, yang relevan dengan  nilai-nilai
             pertanahan.
                   Sebagaimana diketahui istilah “transmisi” banyak dibahas oleh
             para ahli dalam beberapa konteks yang berbeda, seperti: Pertama,


       4                                                                                                                                                      5
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28