Page 126 - Mewujudkan Indonesia Emas 2045
P. 126
Kota metropolitan terbesar di Indonesia adalah Jakarta. Pada
tahun 2023, Jakarta menjadi kota dengan indeks kualitas udara yang
sangat buruk sehingga udara di ruang terbuka terlihat menyerupai
asap abu yang kotor. Berdasarkan data dari IQAir (2023), indeks
kualitas udara di Jakarta telah mencapai angka 154 yang mana
menunjukkan kualitas udara yang tidak sehat. Hal ini memicu
kontra masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan tata ruang oleh
pemerintah. Masyarakat menganggap bahwa pemerintah tidak
peduli dalam menjaga kelestarian. Padahal sejatinya menjaga
kelestarian lingkungan tidak sepenuhnya tugas dari pemerintah,
namun juga melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap latar belakang pembentukan kawasan metropolitan sangat
diperlukan dalam konteks perencanaan dan pembangunan kota yang
berkelanjutan dan lestari.
Penelitian yang dilakukan menggunakan descriptive qualitative
method dengan pendekatan observasi. Subjek penelitian adalah
pemerintah daerah yang dibantu oleh Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang Daerah. Penelitian dilakukan dengan melihat dan mencari
permasalahan yang terjadi saat ini dengan dasar berita dan protes
masyarakat. Pada penelitian ini, variabel penelitian berupa
pengembangan konsep pembangunan perkotaan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah. Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik
pengolahan data yang terdiri atas pengumpulan data, pengecekan
validitas data, pengolahan data, penyajian serta penarikan sintesis.
Tidak hanya itu, penulis juga menggunakan pendekatan analisis
berbasis instrumen olahan gambar dan diagram alir sebagai alat
bantu dalam menghasilkan sebuah kesimpulan yang kritis mengenai
pengembangan konsep pembangunan perkotaan yang berkelanjutan
dan lestari.
5.0 Smart Green Area: Konsep Optimalisasi Co-Benefit Pembangunan Hutan Susun Pada 109
Kawasan Metropolitan Berbasis Artificial Intelligence (Ai) Disertai Revitalisasi Lahan ...