Page 35 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 35
20 Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras
di Kabupaten Sukoharjo
kota ditentukan oleh skala ekonomi dan aglomerasi. Oleh karenanya
jarang ditemui tipe kota yang kosong di bagian tengahnya, sebaliknya
justru merupakan ruang yang padat. Kedua, bahwa seseorang lebih
suka bertempat tinggal di daerah yang dekat dengan pusat kota,
meskipun nilai lahannya relatif tinggi.
Model Von Thunen tidak hanya merupakan model pelopor
konsepsi sewa lahan, tetapi juga memandu pengembang model
lainnya dalam analisis penggunaan lahan. Sinclair (1967) menemukan
bahwa model Von Thunen di wilayah perkotaan akan memberikan
fenomena yang berbeda. Dengan tingginya nilai lahan di pusat kota,
mustahil tanaman pertanian menjadi prioritas penggunaan lahan.
Sebaliknya, pusat kota merupakan tempat kompetisi dari berbagai
penggunaan lahan non pertanian dengan tingkat nilai lahan yang
tinggi. Senantiasa ada insentif bagi pelaku ekonomi yang masuk
ke wilayah ini, yang mengakibatkan spekulasi dan perubahan
penggunaan lahan secara signifikan.
Beberapa hal ditemukan oleh Sinclair (1967) yaitu pertama
lahan di kota merupakan tempat kegiatan non pertanian dengan
intensitas perubahan (spekulasi) yang tinggi secara terus menerus.
Kedua, sedikit di luar pusat kota merupakan wilayah transisi, dan
memuat berbagai ketidakpastian bagi penggunaan lahan di masa
mendatang. Ketiga, lahan pertanian transisi sangat dipengaruhi
oleh hegemoni pusat kota dan wilayah transisinya. Keempat lahan
pertanian merupakan pendukung bagi berbagai kebutuhan dan
untuk kepentingan pasar di perkotaan. Nilai lahannya akan semakin
tinggi seiring dengan kepastian penggunaan seperti tanaman
pangan, dan ternak. Kelima, lahan merupakan sentra produksi
tanaman pertanian utama secara nasional atau wilayah, beberapa
kemungkinan mencirikan keunggulan komparatif. Komoditasnya
dapat berupa tanaman atau perkebunan.
Model pemanfaatan lahan lainnya dikemukakan oleh Burgess
(1999). Ia mengemukakan bahwa kota akan berkembang terus
dan sejalan dengan itu, melahirkan zona transisi dan konfigurasi
penggunaan lahan baru. Kota telah bersifat saling bergantung
dengan daerah lainnya dalam pemenuhan kebutuhan. Konfigurasi

