Page 40 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 40

Bab I Pendahuluan   25



             dengan perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian.
             Sehubungan dengan hal tersebut perlu dicari suatu metode atau cara
             untuk mengatasi (mengendalikan)  perubahan  penggunaan lahan
             menuju lahan pertanian abadi (lahan berkelanjutan).

                 Perubahan penggunaan  lahan pertanian  ke  non pertanian
             selalu dikaitkan dengan kebutuhan padi (padi kering giling) sebagai
             produk dari  lahan pertanian (sawah). Padi merupakan komoditas
             penting  karena merupakan kebutuhan  pangan  pokok yang  setiap
             saat  harus  dapat  dipenuhi.  Kebutuhan pangan pokok perlu
             diupayakan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, mutu yang
             baik, aman dikonsumsi, dan mudah diperoleh dengan harga dapat
             dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, sasaran
             utama pembangunan pertanian adalah mengendalikan perubahan
             penggunaan lahan untuk memantapkan neraca ketersediaan padi.
             Krisis pangan khususnya padi sawah dapat terjadi dan diproyeksikan
             semakin buruk  di masa  datang harus menyadarkan  semua  pihak
             bahwa kebijakan  dalam menciptakan  sistem ketahanan  pangan
             melalui pembangunan pertanian berkelanjutan (lahan abadi) serta
             penataan kembali terhadap kebijakan sudah sangat diperlukan.
                 Untuk mencapai keseimbangan kebutuhan  akan  padi  sawah
             terhadap  pemenuhan  makanan  pokok  salah  satunya dengan cara
             memperhatikan 3  strategi  dasar  dan bertumpu  pada lingkungan
             sebagai berikut.
                a.  Titik Tumpu (Entry Point)
                   Titik  tumpu  berkaitan  dengan pengendalian perubahan
                   penggunaan lahan berupa  suatu konsep  dimana  terdapat 3
                   (tiga) dimensi yang terdiri dari dimensi sosial, ekonomi, dan
                   lingkungan harus saling mendukung dan terkait dalam proses
                   pembangunan (Brundtland Report. 1987 dalam Mitchell et al.,
                   2000 dan Gallopin, 2003).
                   Kemudian berkaitan  dengan kebutuhan  akan  pangan (padi
                   sawah)  dikembangkan lagi menjadi  5  (lima)  dimensi,  yaitu
                   dimensi  ekologi, ekonomi,  sosial  budaya,  teknologi,  dan
                   kelembagaan (Nurmalina, 2008). Tujuan dari strategi ini adalah
                   pembangunan  pertanian berkelanjutan  dengan mengatasi
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45