Page 42 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 42
Bab I Pendahuluan 27
di sekitarnya juga terjadi perubahan penggunaan lahan secara
progresif (Irawan, 2005)
Perubahan penggunaan lahan secara progresif disebabkan oleh
dua faktor yaitu: 1) sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan
atau industri di suatu lokasi perubahan penggunaan lahan, maka
aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk
pengembangan industri dan pemukiman yang akhirnya mendorong
meningkatnya permintaan lahan oleh investor lain atau spekulan
tanah sehingga harga lahan di sekitarnya meningkat; 2) peningkatan
harga lahan selanjutnya dapat merangsang petani lain di sekitarnya
untuk menjual lahan dan ironisnya pelaku pembelian tanah biasanya
bukan penduduk setempat, sehingga mengakibatkan terbentuknya
kepemilikan lahan pertanian tidak sesuai dengan tempat tinggalnya
dalam satu kecamatan (lahan-lahan guntai) yang secara umum
rentan terhadap proses perubahan penggunaan lahan (Irawan,2005;
Hidayat, 2008). Seperti halnya beberapa wilayah lain di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa, peningkatnya kebutuhan lahan non
pertanian mengakibatkan banyak lahan pertanian yang relatif subur
mengalami perubahan penggunaan menjadi non pertanian. Jika
hal ini dibiarkan tanpa upaya pengendalian, sumbangan wilayah
terhadap produksi beras secara nasional terancam berkurang bahkan
daerah tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengalami
minus produksi beras (Santoso, dkk, 2017).
Untuk lebih jelasnya proses keseimbangan ketersedian dan
kebutuhan padi terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi
dapat dilihat seperti pada Gambar 1.

