Page 372 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 372
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
1. Tema kunci nya adalah kekuatan yang tidak terlihat
dalam agribisnis, dan itu paling jelas terlihat dalam kon-
sentrasi kepemilikan tanah dan penguasaan pasar. Di Brasil
saja, misalnya, Monsanto adalah perusahaan bibit asing
terbesar, mengendalikan 60 % dari pasar nasional jagung
162
dan 18 % kedelai. Monsanto membeli lima perusahaan
bibit nasional yang berbeda di Brazil, termasuk beberapa
perusahaan benih terbaik di Brasil seperti Agroceres. Hanya
dalam satu tahun, industri bibit hibrida domestik Brasil 82
% dimiliki oleh Monsanto (Paarlberg 2001, 70). Model
agribisnis menyebabkan pengkonsentrasian kekayaan
bukan mendistribusikannya, seperti pernyataan salah
seorang pemimpin MST João Pedro Stedile, dia menga-
takan sepuluh perusahaan multinasional yang beroperasi
di Brazil menerima kredit sama dengan sejumlah kredit
yang di berikan kepada lebih dari empat juta keluarga petani
kecil di Brasil (Stedile 2004). Liberalisasi perdagangan
dipandang telah mengaktifkan dan mempercepat konsen-
trasi ini. Menguatkan gema apa yang dikatakan di atas ten-
tang kesesuaian sistem yang ada pada produksi pertanian
untuk budidaya RG, aktivis di Brazil mengklaim bahwa
latifundium adalah sekutu kuat dari perusahaan biotek
multinasional (Andrioli 2006). Secara khusus, diduga
adanya hubungan antara latifundium, agribisnis dan
perusahaan transnasional seperti Cargill, Monsanto, ADM
dan Bunge, yang dilihat sebagai ‘musuh utama MST
“(Santos 2006).
2. Gambaran yang kuat kritik teori ketergantungan
yang menyoroti bahaya ekonomi global yang lebih dari
162 Dikatakan bahwa dalam hal benih RG secara khusus, Monsanto
bertanggung jawab atas 88 persen dari pasar (Igor Felipe de Santos,
multinasional MST ‘berusaha untuk mendominasi seluruh rantai
makanan’, lihat situs web Via Campesina, http://
www.viacampesina.org/main_sp.
358

