Page 10 - Tanah Hutan Rakyat
P. 10
Tanah Hutan Rakyat ix
pelaksanaan penelitiannya dilakukan oleh Tullus Subroto,
Aristiono Nugroho, dan Panjang Suharto. Perbedaan buku
ini dengan laporan penelitiannya terletak pada penguatan
aspek sosio-pertanahan, agar mampu menjelaskan dinamika
pencapaian kesejahteraan dalam frame konservasi tanah.
Selain itu, pada buku ini juga tidak dideskripsikan metode
penelitian yang digunakan, agar perhatian pembaca lebih
tertuju pada substansi pembahasannya, terutama yang terkait
dengan sosio-ekonomi dan sosio-ekologi.
Oleh karena itu, buku “Tanah Hutan Rakyat: Instrumen
Kesejahteraan dan Konservasi di Desa Kalimendong”, yang
disusun oleh: Aristiono Nugroho, Tullus Subroto, dan Panjang
Suharto ini menarik untuk dibaca, karena: Pertama, buku
ini menjelaskan situasi dan kondisi sosio-ekonomi dan sosio-
ekologi yang berbasis pertanahan di Desa Kalimendong, yang
merupakan ikon pelestarian fungsi tanah dan hutan rakyat
tingkat nasional. Kedua, buku ini menjelaskan ikhtiar para
kepala desa secara berkelanjutan dari tahun 1965 hingga saat
ini dalam menata-ulang mindset dan cultural-set masyarakat,
agar sesuai dengan semangat kesejahteraan dalam frame
konservasi tanah. Ketiga, buku ini menjelaskan kepada
pembaca (semua pihak) tentang praktek harmonisasi aspek
sosio-ekonomi dengan aspek sosio-ekologi, yang mampu
menyejahterakan masyarakat dalam frame konservasi tanah.
Tentu saja buku ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena “keindahan” dinamika sosio-ekonomi dan dinamika
sosio-ekologi Desa Kalimendong seringkali tidak dapat
diungkapkan dengan kata-kata. Oleh karenanya, penyusun