Page 103 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 103

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan UU No. 78
                          Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing. Dalam per-
                          timbangannya dikatakan, UU tersebut untuk “memperce-
                          pat pembangunan ekonomi Indonesia serta memperbesar
                          produksi nasional guna mempertinggi tingkatan peng-
                          hidupan rakyat, karena modal yang didapat di Indonesia
                          pada waktu ini belum mencukupi sehingga dianggap ber-
                          faedah menarik modal asing untuk ditanam di Indonesia”.
                              Realitas ini sangat ironis karena di saat yang sama
                          Sukarno mencoba melakukan upaya menarik modal asing
                          lewat  UU  No.  78/1958,  namun  dua  bulan  kemudian
                          Sukarno mengeluarkan UU  tentang Nasionalisasi Peru-
                          sahaan Belanda. Memang jika dilihat lebih jauh, UU Pena-
                          naman Modal Asing untuk kepentingan pembangunan
                          infrastruktur (transportasi, komunikasi, listrik, pertam-
                          bangan, dll.) yang masih sangat tertinggal, dan Sukarno
                          hendak  mengatakan  tidak  ada  hubungannya  dengan
                          persoalan Belanda, karena UU nasionalisasi bagian dari
                          paket pembatalan perjanjian KMB dan anti Belanda, se-
                          mentara Penanaman Modal Asing ditujukan negara selain
                          Belanda yang  tertarik untuk berinvestasi di  Indonesia.
                          Namun realitas tersebut membuat UU Penanaman Modal
                          Asing menjadi tidak efektif  untuk menarik modal  dari
                          luar, karena pengalaman perusahaan-perusahaan Belanda
                          menjadi preseden bagi pihak-pihak (asing) yang tertarik
                          untuk melakukan investasi (Rustanto, n.d.).

                              Lalu bagaimana  nasib perusahaan-perusahaan  Be-
                          landa pasca keluarnya UU 86/1958 tentang Nasionalisasi?
                          Mohammad Hatta adalah pihak yang protes keras kepada

                                                                              67
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108