Page 135 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 135
secara memadai, secara etis dapat termasuk tindakan plagiasi,
17
suatu perbuatan yang tidak ada maafnya dalam dunia keilmuan.
Bibliografi beranotasi dan kajian pustaka sejatinya mampu
mencegah hal itu, dan satu upaya membangun budaya
akademik yang tekun dan penuh kerendah-hatian, prinsip
pengakuan dan penghormatan sebagaimana yang dijunjung
tinggi dalam etika dunia ilmiah. Menurut penulis, selain anutan
atas norma dan prinsip, kesulitannya juga terletak pada tidak
cukupnya kecakapan para peneliti dalam penguasaan khasanah
pengetahuan dan semesta pembicaraan dari topik yang
ditelitinya. Mungkin ini disebabkan para pengajar metodologi
penelitian di pendidikan tinggi kita kurang memberi tauladan
yang memadai. Metoda penelitiannya kebanyakan kuliah
berdasar textbook, dan mahasiswa kurang dilatih secara magang
melalui coaching clinic.
Sesungguhnya, siapa yang bisa mempublikasi kajian
pustakanya dalam jurnal ilmiah, maka reputasinya pun akan
melesat. Sayangnya, masih sangat jarang para sarjana Indonesia
yang menerbitkan artikel kajian pustaka di jurnal-jurnal ilmiah.
Amri Marzali mengamati bahwa kajian pustaka masih cenderung
diperlakukan sebagai daftar dan ringkasan literatur yang akan
digunakan dalam penelitian, dan bukan merupakan hasil kajian
dari berbagai literatur yang relevan dengan topik yang diteliti.
18
Menulis di jurnal ilmiah memang telah dipersyaratkan sebagai
bagian dari syarat kelulusan, dan sayangnya meski telah menjadi
kewajiban, tapi belum ada pembiasaan penggunaan alat kerja
yang melatihnya.
17 Lihat Gunawan Wiradi, Etika Penulisan Karya Ilmiah. Bandung, Akatiga, 2009.
18 Amri Marzali, “Menulis Kajian Literatur”, Jurnal Etnosia 01(02), 2006, Halaman 36.
100