Page 34 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 34

1.   Hak  untuk “menguasai”  atau memiliki, mengendalikan,  dan
                mengelola (memanfaatkan) tanah dan sumber daya alam di wilayah
                adatnya;
            2.  Hak  untuk  mengatur diri  sendiri  sesuai dengan  hukum adat dan
                aturan adat yang disepakati bersama oleh masyarakat adat;
            3.  Hak untuk mengurus diri sendiri berdasarkan sistem kelembagaan
                adat; dan
            4.  Hak  atas identitas, budaya,  sistem kepercayaan (agama),  sistem
                pengetahuan (kearifan) dan bahasa asli.
                Masyarakat hukum adat dapat berperan sebagai subjek hak ulayat
            dalam kegiatan  pendaftaran  tanah (Wiguna,  2019). Subjek hak  ulayat
            merupakan masyarakat hukum  adat  tertentu  yang  dapat bersifat
            genealogis  dan bukan merupakan individual,  serta bukan ketua
            komunitas  adat. Ketua komunitas  adat berperan  sebagai  pelaksana
            dan penanggung jawab kekuasaan masyarakat hukum adat, sedangkan
            hak  ulayat banyak  yang merupakan  wilayah  yang berupa lingkungan
            tempat masyarakat hukum adat mencari dan memperoleh hasil untuk
            kehidupannya  sehari-hari. Dengan  demikian  terdapat hubungan,
            keterikatan, dan ketergantungan antara hukum adat dengan wilayahnya,
            pemanfaatan hasil bumi, air, tumbuhan, serta hewan yang ada di wilayah
            masyarakat  adat  untuk memenuhi  kebutuhan hidup  sehari-hari  dan
            bukan untuk tujuan komersial (Itu et al., 2022).
                Hak ulayat tidak bersifat eksklusif dikarenakan selain memiliki tanah/
            wilayah, masyarakat hukum adat juga mempunyai kewajiban yaitu turut
            serta menjaga lingkungan hidup dan mematuhi peraturan perundang-
            undangan yang berlaku (Sembiring, 2017). Kewenangan untuk mengatur
            secara  bersama-sama  pemanfaatan  tanah, air,  tumbuhan, dan  satwa
            dalam wilayah masyarakat hukum adat (beschikking recht) dilaksanakan
            berdasarkan  norma-norma  yang ada dalam  masyarakat  hukum adat
            yang masih berlaku, dipatuhi, dan mendapat sanksi. Hal ini berkaitan
            dengan teori Haar (1962) mengatakan salah satu ciri beschikkings recht
            yaitu adanya  larangan  mengalihkan wilayah adat  secara  permanen.
            Pengakuan dan perlindungan hak ulayat dilakukan melalui identifikasi
            diri masyarakat hukum adat serta pemerintah dan pemerintah daerah,




                                                                   BAB 02   15
                                                    Masyarakat Adat dan tanahnya
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39