Page 32 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 32
f. Nilai-nilai tradisional yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Pranata penguasaan tanah dan sumber daya alamnya didasarkan
pada nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi sehingga
mengubah sistem tenurial dan nilai-nilainya.
Zakaria (2018) menjelaskan, terdapat 4 (empat) aspek kajian untuk
pemahaman sistem tenurial yaitu:
i. Sistem Hak
Elemen utama yang menjadi pokok perhatian di sistem hak
yaitu subjek hak, objek hak, dan jenis hak. Sebagai contoh, di
masyarakat Minangkabau, subjek haknya berupa individu,
kaum/rumah gadang, hindu/suku pusako, buek/jorong, dan
nagari. Objek haknya berupa klaim simbolik (berupa semua
yang ada di atas tanah adat, mulai dari pasir, rumput, batu, dan
pohon) dan penguasaan tingkat lapangan (berupa kampung,
balai, masjid, sawah, ladang, suku, dan sebagainya). Jenis haknya
berupa pusako tinggi, pusako rendah, milik, pakai, pinjam,
warisan, gadai, dan ambil hasil. Sedangkan tanah adat pertanian
di Jawa subjek haknya ada desa dan individu. Objek dan jenis
haknya berupa tanah yasan milik komunal, tanah yasan milik
umum, tanah bengkok milik umum, dan sistem milik individu.
Kemudian di Bali subjek haknya keluarga inti, keluarga luas, dan
kampung. Untuk objek haknya berupa perkampungan, rumah
panjang, rumah tunggal, ladang, tempat keramat, dan kuburan.
Jenis haknya atau kewenangan dan pemegang kuasanya yaitu
Mangku (pimpinan banua), petinggi, punggawa dan lembaga
adat yang lainnya.
ii. Mekanisme pengambilan keputusan dan penyelesaian sengketa
yang dilihat dari nilai, norma, aturan, aktor, dan kelembagaan
adat.
iii. Aspek sosial-politik organisasi komunitas dan supra komunitas
yang dilihat dari organisasi, sistem kepemimpinan, dan sistem
kontrol atas kekuasaan.
Struktur sosial yang lebih luas seperti sistem pelapisan sosial, sistem
kepemimpinan dan pembagian kekuasaan, perubahan sosial, lembaga
BAB 02 13
Masyarakat Adat dan tanahnya