Page 831 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 831

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

              mengindikasikan terjadinya masalah fragmentasi tanah usahatani yang
              signifikan. Fragmentasi tersebut diikuti oleh marjinalisasi tanah usahatani.
              Rataan luas usahatani pada periode 1983-1993 untuk kelompok luas <0.5 ha
              menurun dari 0.26 ha menjadi 0.17 ha; dan pada kelompok 0.5-1.99 ha
              penurunannya adalah dari 0.94 ha menjadi 0.90 ha. Sementara itu, pada
              kelompok luas 2.0-4.99 maupun ³5 ha, rataan luas usahataninya pada periode
              yang sama meningkat masing-masing dari 2.72 ha menjadi 3.23 ha dan dari
              8.11 ha menjadi 11.90 ha
            4  Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 dan Pasal 33 UUD’45.
            5  Pasal 33 ayat (3)
            6  Pasal 2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
              Pokok Agraria ( UUPA).
            7  Pasal 2 ayat (3) UUPA menyatakan bahwa : “ Wewenang yang bersumber
              pada hak menguasai dari Negara tersebut pada ayat (2) pasal ini, digunakan
              untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan,
              kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indo-
              nesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur”.
            8  Pasal 4 UUPA,  menurut pasal 16 UUPA hak atas tanah meliputi : hak
              milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka
              tanah, hak memungut hasil hutan, hak-hak lain yang akah ditetapkan oleh
              UU serta hak-hak yang sifatnya sementara; hak guna air dan ruang angkasa
              meliputi: hak guna air, hak pemeliharaan dan penangkapan ikan, hak guna
              ruang angkasa.
            9  Pasal 6, 7, 10, 11, 12, 13, 17 UUPA
            10  Sebelas Agenda Prioritas yang telah dicanangkan Pemerintah melalui Badan
              Pertanahan Nasional RI adalah:  (1) Membangun kepercayaan masyarakat
              pada Badan Pertanahan Nasional RI, (2) Meningkatkan pelayanan dan
              pelaksanaan pendaftaran tanah, serta sertipikasi tanah secara menyeluruh di
              seluruh Indonesia, (3) Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah,
              (4) Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana
              alam dan daerah-daerah konflik di seluruh tanah air, (5) Menangani dan
              menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara
              sistematis, (6) Membangun Sistem Informasi Manajemen Pertanahan
              Nasional (SIMTANAS) dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di
              seluruh Indonesia, (7) Menangani masalah KKN serta meningkatkan
              partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, (8) Membangun basis data
              penguasaan dan pemilikan tanah skala besar, (9) Melaksanakan secara
              konsisten semua peraturan perundang-undangan pertanahan yang telah
              ditetapkan, (10) Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional RI, (11)
              Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum dan kebijakan
              pertanahan (Reforma Agraria).

            784
   826   827   828   829   830   831   832   833   834   835   836