Page 17 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 17

yang ingin selfi e. Itu hanya sebagai contoh, bahwa sekarang ini promosi
          wisata sangat mudah dilakukan, begitu juga dengan dampaknya.

             Lalu apa kabar dengan Kota  Yogyakarta? Kota yang katanya
          terbuat dari “rindu” ini menawarkan banyak sekali potensi wisata.
          Kota ini dipenuhi dengan bangunan-bangunan cagar budaya,
          warisan budaya, serta wisata alam yang sangat bervariasi mulai dari
          wisata alam pegunungan sampai dengan pesisir pantai, yang juga tak
          kalah serunya Kota ini juga mempunyai gumuk pasir yang termasuk
          dalam gumuk pasir langka di Asia Tenggara. Maka, tak mengejutkan
          jika Kota Yogyakarta selalu menjadi destinasi tujuan utama wisata di
          Indonesia.
             Konsekuensi logis yang timbul setelahnya adalah,bahwa tempat
          tujuan wisata juga harus menyediakan tempat akomodasi bagi para
          pelancong untuk menginap. Yang terjadi di Kota Yogyakarta sejak
          tahun 2012,kemudian mulai terlihat dibangunnya hotel-hotel baru di
          setiap penjuru kota. Alangkah naasnya nasib Kota ini, pembangunan
          di Kota Budaya ini melaju sangat cepat, bak cerita Roro Jonggrang
          yang minta dibuatkan Seribu Candi. Baru sebentar tidak berkunjung
          ke Kota  Yogyakarta, tiba-tiba esoknya sudah berdiri hotel mewah
          yang menjulang tinggi dengan angkuhnya, menawarkan setuja
          kemewahan. Ah, nasib Yogya ini entah akan seperti apa nantinya.
             Terjebak dikemacetan yang mulai sering dijumpai di Kota
          Yogyakarta ini, membuat saya menyadari kehadiran gedung-
          gedung hotel baru, yang beberapa diantaranya masih dalam tahap
          pembangunan.Seketika itu juga, saya mulai bertanya-tanya sebenarnya
          siapa yang bertanggungjawab disini? Saat kehadiran hotel-hotel yang
          menjamur tak terkendali di Kota Budaya ini. Lalu, darimana tanah-
          tanah itu diperoleh? Bagaimana jika suatu saat, Saya dan orang-orang
          Yogyakarta perantau ingin tinggal ditempat kelahiran kami ini, tatkala


         2   JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22