Page 17 - E-MODUL SISTEM KOORDINASI_AYU ANDRIANI SRG_1
P. 17

Sistem  saraf  tepi  terdiri  dari  sistem  saraf  sadar  dan  sistem  saraf  tidak  sadar:

               a) Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatik)

                       Sistem saraf somatik menginversi otot-otot rangka yang dapat dikontrol secara sadar,

               sehingga sistem saraf somatik disebut sebagai sistem saraf sadar. Sistem saraf somatik hanya
               dapat mengaktifkan otot rangka. Namun, banyak aktivitas otot rangka yang dikontrol oleh

               bawah sadar, misalnya postur tubuh, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal. Sistem saraf

               sadar adalah saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor yaitu kepusat motoris
               pada serebrum. Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal

               yang masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan
               semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar

               dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan
               jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan kumpulan badan sel saraf yang

               membentuk simpul -simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat. (Lihat Gambar 1.5)


























                                                  Gambar 1.5 Saraf Kranial
                                               Sumber: www.literasisains.com


               b) Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)


                    Sistem saraf otonom mengatur aktivitas organ visceral di luar kesadaran, seperti sirkulasi,
               pencernaan,  dan  refleks  pupil.  Saraf  otonom  adalah  saraf  yang  rangsangannya  tidak

               disampaikan  ke  otak.  Sistem  saraf  otonom  mengontrol  kegiatan  organ-organ  dalam.
               Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otoom dibedakan menjadi dua, yakni sistem saraf simpatik

               dan  sistem  saraf  parasimpatik  (lihat  gambar  1.6).  Sistem  saraf  simpatik  dan  sistem  saraf
               parasimpatik  memberikan  efek  berlawanan  pada  suatu  organ  khusus,  misalnya  stimulasi



                                                            9
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22