Page 44 - C:\Users\hp5cd\OneDrive\Documents\Flip PDF Professional\PRODUKKU TERCINTA (5)\
P. 44
MiKari
“Minangkabau Heritage”
malamang
malamang
Tradisi malamang telah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan berlangsung secara turun
temurun sampai sekarang. Tradisi ini berlangsung dari peran Syekh Nurhanuddin (pembawa
ajaran islam di Minangkabau). Tujuannya untuk sarana berkumpul dan mempererat tali
silahturahmi menunggu datangnya Bulan Ramadhan.
Gambar 46. Talang Gambar 47. Tradisi malamang
(Djatmiko, 2016) (Blogkulo, 2019)
Proses pembuatan lemang dimulai dengan mencuci sipuluik atau beras ketan.
Setelah bersih, beras ketan dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam talang sepanjang
60 sentimeter yang telah di beri alas daun pisang muda. Setelah itu, diberi santan,
dan garam secukupnya kemudian dimasak di atas tungku menggunakan kayu bakar.
1. Talang merupakan tanaman rerumputan herba yang memiliki ruas pada
batangnya. batangnya berwarna hijau dengan permukaan licin dan panjangnya
mencapai 8-15 m. Talang yang digunakan untuk pembuatan lamang adalah talang
dari segi umur tidak terlalu tua atau muda. Jika terlalu tua, talang telah menjadi keras,
sedangkan jika terlalu muda, talang mudah pecah (retak) sehingga dikhawatirkan akan
merusak hasil lamang.
2. Daun pisang digunakan yaitu daun pisang kepok. Daun pisang kepok tidak mudah
sobek dan memberikan aroma yang khas. Daun pisang digunakan sebagai kemasan
alami karena mengandung andioksidan dan antibakteri yang dapat membunuh kuman
dan mengandung beberapa senyawa penting seperti polifenol, lignin, dan allantoin.
3. Kelapa yang dipilih adalah kelapa jenis yang tua. Kelapa yg tua menghasilkan
santan yang baik, santan berfungsi agar adonan lebih gurih dan mengembang.
Proses pemanggangan talang menentukan proses pemindahan panas
secara konveksi dan radiasi. Perpindahan panas terjadi karena
adanya perbedaan temperatur antara bahan bakar dengan lamang.
44