Page 13 - MODUL UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
P. 13
cakupan layanan UHC rendah memiliki pengeluaran katastopik untuk
kesehatan yang yang juga rendah, begitu pula sebaliknya. Misalkan Papua
dan Nusa Tenggara Timur, dua provinsi dengan angka kemiskinan yang
tinggi, mempunyai indeks cakupan layanan UHC yang rendah dengan
pengeluaran katastropik yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa
rendahnya pengeluaran katastropik bukan disebabkan karena tercapainya
perlindungan 4inancial dalam mendapatkan layanan kesehatan akan tetapi
adanya keterbatasan akses untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Sebagai rekomendasi dalam upaya akselerasi pencapaian UHC,
pemerintah harus berkomitmen dalam menurunkan tingkat ketimpangan
antar provinsi dengan membangun infrastruktur dan fasilitas kesehatan
yang lebih baik, termasuk distribusi tenaga kesehatan yang lebih merata di
provinsi dengan indeks cakupan layanan UHC yang rendah (Rizky DKK,
2024). Selanjutnya upaya strategi promosi kesehatan perlu direvisi dan
diperluas. Misalnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu
bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan pemimpin agama dalam
menyusun strategi komunikasi dalam menyampaikan informasi kesehatan
yang penting bagi masyarakat. Selanjutnya, pemerintah perlu
mempertimbangkan kebijakan pungutan cukai yang secara khusus
dikenakan pada barang-barang tertentu yang dianggap berbahaya bagi
masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pola hidup sehat
dan mengurangi prevelansi merokok dalam upaya mengurangi beban
kesehatan yang terkait dengan penyakit tidak menular. Terakhir,
pemerintah juga perlu merumuskan komponen survey yang lebih
komprehensif untuk mengidentifikasi komponen pengeluaran kesehatan
tidak langsung yang berkontribusi terhadap tingginya pengeluaran out-of-
pocket untuk perawatan kesehatan. Data ini sangat penting dalam
penyusunan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam upaya perlindungan
4inancial masyarakat.
4