Page 61 - MODUL AJAR MANAJEMEN RESIKO
P. 61
Implementasi manajemen risiko klinis dapat diukur baik pada tingkat
organisasi rumah sakit secara umum maupun pada tingkat unit pelayanan.
Perbedaan pengukuran ini dilakukan untuk membuat penilaian menjadi
lebih akurat karena mempertimbangkan difusi dan homogenitas dari
komponen-komponen dan instrument manajemen risiko klinis (Briner et
al., 2010).
Beberapa variabel yang mempengaruhi kemapanan implementasi
manajemen risiko klinis pada tingkat organisasi rumah sakit sebagaimana
yang dijelaskan di atas adalah proses manajemen risiko sedang berjalan di
tingkat organisasi, kepemimpinan, partisipasi, pleatihan, dan system
pelaporan insiden. Sedangkan variabel yang berpengaruh pada tingkat unit
pelayanan adalah proses manajemen risiko yang berjalan di tingkat unit
pelayanan, komunikasi dan informasi, dokumentasi, pembelajaran dan
pengembangan, pelatihan dan system pelaporan insiden local.
Dalam pengembangan kebijakan dan program system manajemen
risiko meliputi penteapan pemimpin dan kordinator serta merumuskan
perannya, membangun komunikasi dengan pimpinan rumah sakit dan
komite, menguraikan proses yang akan dilaksanakan serta mempersiapkan
infrastruktur untuk Pendidikan keamanan pasien dan membangun budaya.
Manajemen risiko memiliki pendekatan reaktif maupun proaktif termasuk
pelaporan insiden dan pembelajaran, investigasi akar rumput dan analisis
mode dan efek kegagalan (FMEA).
D. Elemen-elemen dan factor-faktor yang mempengaruhi implementasi
manajemen risiko klinis
Beberapa penelitian telah mengemukakan elemen-elemen dan factor-faktor
yang berpengaruh terhadap penerapan manajemen risiko klinis, seperti
yang diungkapkan oleh Zaboli (2011) dan Farokhzadian (2015), bahwa
impelemntasi manajemen risiko klinis memiliki unsur sebagai berikut :
a. Memahami pegawai tentang manajemen risiko
48