Page 16 - Modul Praktikum - Manajemen Keuangan Rumah Sakit
P. 16
2. SDM Keuangan Rumah Sakit
UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit tidak mengatur tentang tenaga
keuangan, adanya tenaga non kesehatan. Masing-masing rumah sakit membuat
kebijakan sendiri2 tentang kualifikasi tenaga keuangan. Kebutuhan SDM
keuangan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh alur pelayanan keuangan oleh
rumah sakit yang bersangkutan. Pelayanan transaksi keuangan kepada pasien di
rumah sakit, secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi : pelayanan
administrasi keuangan pasien, pelayanan kasir, pelayanan piutang dan di luar
pelayanan pasien ada bagian akuntansi yang menghasilkan Laporan Keuangan.
a. Pelayanan Administrasi Keuangan Pasien
Tenaga Keuangan rumah sakit yang bertugas melakukan Verifikasi dan
validasi terhadap administrasi keuangan pasien. Pada umumnya untuk rumah
sakit kelas C kualifikasinya D3 Akuntansi.
b. Kasir
Tenaga Keuangan rumah sakit yang bertugas melakukan finalisasi
administrasi keuangan pasien yang membayar secara tunai. Pada umumnya
untuk rumah sakit kelas C kualifikasinya D3 Akuntansi.
c. Piutang
Tenaga Keuangan rumah sakit yang bertugas melakukan finalisasi
administrasi keuangan pasien yang penyelesaiannya non tunai. Pada umumnya
untuk rumah sakit kelas C kualifikasinya D3 Akuntansi.
d. Penagihan Piutang
Tenaga Keuangan rumah sakit yang tugasnya melakukan penagihan terhadap
piutang pasien baik piutang perorangan, piutang perusahaan, maupun piutang
asuransi. Pada umumnya untuk rumah sakit kelas C kualifikasinya D3
Akuntansi.
Kecuali SDM keuangan yang berhubungan langsung dengan pelayanan
pasien, rumah sakit juga membutuhkan SDM keuangan yang tidak
berhubungan langsung dengan pasien seperti : bagian akuntansi, bagian
keuangan dan bagian perpajakan. Bagian akuntansi adalah tenaga keuangan
rumah sakit yang bertugas melakukan verifikasi, penjurnalan, posting atas
segala data transaski keuangan rumah sakit. Bagian keuangan adalah tenaga
16