Page 19 - kisah pahlawan
P. 19
Konon, menjadi polisi sudah menjadi Setelah itu, ia masuk Koto Keitsatsu Gakko
cita-cita masa kecil Hoegeng Iman (Sekolah Tinggi Polisi) di Sukabumi pada
Santoso. Itu antara lain karena ia 1944, mengikuti pendidikan di Provost
sangat terkesan oleh sosok Ating Marshall General School, AS, pada 1950,
Natadikusumah yang kala itu menjabat
Kepala Jawatan Kepolisian masuk Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
Karesidenan Pekalongan. Di mata (PTIK) pada 1952, dan mengikuti
Hoegeng, Ating yang gagah, suka Pendidikan Brigade Mobil (Brimob) di
menolong, dan banyak teman adalah Porong pada 1959.
sosok yang pantas dijadikan teladan.
Kariernya dijalani secara bertahap.
Menariknya, saat menapaki dunia Hoegeng pada awalnya menjadi agen
pendidikan, Hoegeng justru polisi, lalu menjabat Kapolsek Jomblang,
mengambil jalur hukum. Selepas Semarang, pada 1945. Selanjutnya, ia
bersekolah di Algemeene Middelbare menjabat Kepala Dinas Pengawasan
School (AMS) Yogyakarta, ia malah Keamanan Negara (DPKN) Surabaya
melanjutkan ke (1952–1955), Kepala Reskrim Sumatera
Rechtshogeschool (RHS) di Jakarta. Ini Utara (1955–1959), Deputi Operasi
sangat mungkin karena ayahnya, Menteri Muda Panglima Angkatan
Sukario Hatmodjo, berkiprah di bidang Kepolisian (Menpangak) pada 1967–1968,
hukum dan sempat menjadi Kepala
Kejaksaan Pekalongan. hingga akhirnya diangkat sebagai Kepala
Kepolisian Republik Indonesia pada 1968–
1971.
Perpindahan jalur yang dialami
Hoegeng tak terlepas dari kedatangan Di samping di jalur kepolisian, Hoegeng
Jepang pada 1942. Hoegeng terpaksa yang meninggal di Jakarta pada 14 Juli
harus pulang ke Pekalongan dan 2004 juga sempat menjadi kepala Jawatan
meninggalkan kuliahnya di RHS. Imigrasi RI (1960– 1965) dan Menteri Iuran
Memasuki 1943, Hoegeng mengikuti Negara RI (1966–1967).
pendidikan polisi Leeterling Hoofdagent
Van Politie (Pendidikan Ajun Inspektur
Polisi).
16

