Page 408 - Ayah - Andrea Hirata
P. 408
Ayah ~ 395
Makam Sabari sering dilihat orang karena di pusaranya
ada puisi Biarkan aku mati dalam keharuman cintamu. Orang-orang
yang berziarah selalu mampir ke makamnya. Amiru-lah yang
meminta pembuat pusara untuk mengukir puisi ayahnya itu.
Amiru kerap mengunjungi tiga orang lain yang pernah
menjadi ayahnya, yang mencintainya dengan cara mereka
masing-masing, yaitu Manikam, JonPijareli, dan Amirza. Dia
pun selalu berkomunikasi dengan kedua adik tirinya, Amirta
dan Amirna.
Marlena sempat pulang ke Belitong dan berjumpa lagi
dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Beberapa waktu
setelah berjumpa dengan Lena, Markoni meninggal.
Sampai tua Lena masih rajin berkirim surat kepada sa-
habat-sahabat penanya. Mereka telah berkenalan sejak masih
SD dan SMP. Barangkali Marlena dan para sahabat penanya
adalah generasi terakhir manusia menjalin persahabatan me-
lalui surat.
Lena tetap berumah tangga dengan Amirza dan tinggal
di Dabo hingga tutup usia akhir 2014. Sebelum meninggal,
dalam sakitnya Lena berpesan untuk dimakamkan di Belan-
tik.
“Dekat makam Sabari,” katanya kepada Amiru.
“Kalau tak dapat di sampingnya, tak apa-apa, tapi di
dekatnya.” Amiru tercenung dalam kesedihan. Mungkin ter-
inspirasi oleh puisi di makam Sabari, sambil tersenyum malu
Lena meminta Amiru menulis sesuatu juga di pusaranya.

