Page 409 - Ayah - Andrea Hirata
P. 409
396 ~ Andrea Hirata
“Tulisan apa, Ibunda?”
“Di bawah namaku, tulislah, purnama kedua belas.”
Amiru terhenyak, dia tahu begitulah ayahnya dulu sela-
lu memanggil ibunya ketika mereka baru berjumpa. Amiru
menggenggam tangan ibunya kuat-kuat.
Baru-baru ini seorang kawan bertanya kepadaku, apa
benar kata orang ada makam bertulisan purnama kedua belas
di Belantik? Kujawab ya, aku sendiri pernah melihatnya. Dia
bertanya lagi, makam siapakah itu? Bagaimana riwayatnya?
Aku tak dapat berkata-kata. Meski berusaha, aku tak dapat
menemukan satu kata pun untuk memulai kisah cinta Sabari
dan Marlena, kisah cinta paling hebat yang pernah kuketahui
seumur hidupku.

