Page 26 - modul elektronik "Ayo Menelusuri Puisi"
P. 26

c. Majas Sindiran



                         Ironi: Mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan



                         untuk menyindir. Contoh: "Hebat sekali, nilai kamu nol lagi."




                         Sinisme: Sindiran langsung dan kasar. Contoh: "Kamu benar-benar



                         malas, ya?"



                         Sarkasme: Sindiran yang lebih kasar dan pedas. Contoh: "Bagus sekali,



                         kamu malah tidur di kelas."




               d. Majas Penegasan



                         Pleonasme: Menggunakan kata-kata yang berlebihan untuk menegaskan



                         sesuatu. Contoh: "Dia naik ke atas gunung."



                         Repetisi: Mengulangi kata atau frasa untuk penegasan. Contoh: "Aku




                         ingin, aku ingin, aku ingin sekali pergi ke sana."



                         Klimaks: Menyusun kata atau frasa dari yang ringan hingga yang berat.



                         Contoh: "Dia anak yang rajin, pintar, dan jenius."



                         Antiklimaks: Menyusun kata atau frasa dari yang berat hingga yang




                         ringan. Contoh: "Dia adalah pahlawan, pegawai, dan akhirnya hanya



                         seorang pengangguran."



               e. Majas Pertautan



                         Metonimia: Menggunakan nama benda atau sifat untuk menggantikan




                         nama sebenarnya. Contoh: "Dia membaca Pram" (maksudnya membaca



                         buku karya Pramoedya Ananta Toer).



                         Sinekdoke: Menyebutkan bagian untuk keseluruhan atau sebaliknya.



                         Contoh: "Banyak tangan yang harus diberi makan" (maksudnya banyak




                         orang yang harus diberi makan).



               6) Rima/ Irama



               Irama/ rima ialah adanyapersamaan bunyi dalampenyampaian puisi, baik di



               awal,tengah, maupun di akhir puisi. Beberapabentuk rima yakni :




                         Onomatope, yakni tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya‘mengaum’



                         yang mengandung efek magis singa.



                         Bentuk intern pola bunyi, yakni aliterasi, asonansi, persamaan akhir,



                         persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh,




                         repetisi,dan sebagainya.



                         Pengulangan kata, yakni penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek,



                         keras- lemah suatu bunyi.


















                                                                                                                                                                                                      22
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31