Page 7 - modul keperawatan dasar
P. 7
AUSKULTASI
Auskultasi menggunakan pendengaran suara tubuh untuk mendeteksi penyimpangan dari
keadaan normal. Umunya menggunakan alat bantu stetoskop. Awalnya kita harus
mempelajari suara normal yang ditimbulkan jantung, sistem pernapasan dan pencernaan
seperti aliran darah melalui arteri. Kenali suara yang abnormal setelah mempelajari variasi
normal. Keahlian auskultasi akan timbul jika kita mampu mengetahui jenis suara yang
ditimbulkan tiap struktur tubuh lokasi dimana anda mendengar suara tersebut paling baik.
Anda juga harus mempelajari area yang apda keadaan normal tidak mengeluarkan suara.
Auskultasi yang akurat membutuhkan pendengaran yang baik, stetoskop yang bagus, dan
penggunaan yang tepat. Selalu letakkan stetoskop pada kulit, karena pakaian dapat
mengganggu suara. Bagian BEL sangat baik digunakan untuk suara bernada rendah seperti
suara vaskuler dan jantung; sedangkan DIAFRAGMA sangat baik untuk suara tinggi seperti
usus dan paru paru.
Auskultasi membutuhkan konsentrasi dan latihan. Selalu pertimbangkan bagian tubuh
yang diauskultasi dan penyebab suaranya. Sebagai contoh, penutupan katup mitral
menimbulkan suara jantung pertama. Suara jantung pertama terdengar paling baik saat
diauskultasi pada ruang intercosta kelima disiskiri sepanjang garis midklavikula. Anda juga
harus mempelajari karakteristik suara normal. Suara jantung pertama berbunyi ‘LUB’
keras, sedangkan suara kedua berbunyi ‘DUB’.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Persiapan lingkungan, perlengkapan, dan klien yang benar akan memungkinkan
pemeriksaan fisik yang lancar.
1. Kontrol infeksi
Beberapa klien mungkin memiliki lesi terbuka atau luka basah. Gunakan sarung
tangan untuk mengurangi kontak dengan mikroorganisme. Ikuti prosedur higiene
tangan sesuai kebijakan institusi sebelum dan setelah pemeriksaan fisik.
2. Lingkungan
Pencahayaan yang cukup, perhatikan privasi pasien, klien merasa nyaman (kedap
suara), hindari kebisingan, cegah gangguan dari pihak lain dan pastikan ruangan
cukup hangat.
3. Perlengkapan