Page 45 - E-Modul Berbasis CTL Materi Mobilitas Manusia Kelas XI SMA
P. 45

Gambar 36. Peta Konsep Sistem Saraf Tepi


                              Berdasarkan arah impulsnya, sistem saraf tepi (SST) terdiri dari saraf
                       sensorik  (Aferen)  dan  saraf  motorik  (Eferen).  Saraf  sensorik  dan  motorik
                       dibagi  menjadi  sistem  saraf  somatik dan  sistem  saraf  otonom.  Sistem  saraf
                       somatik terdiri atas serat-serat neuron yang terdapat pada sistem indra dan
                       otot rangka. Sementara itu, sistem saraf otonom terdiri atas serat-serat neuron
                       yang terdapat pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf otonom
                       menjadi  dua  jenis  berdasarkan  fungsinya,  yaitu  sistem  saraf  simpatis  dan
                       sistem saraf parasimpatis.

                       1.  Sistem saraf simpatis
                                      Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan
                          tubuh untuk beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stres yang
                          disebut  respons  lawan  (respons  “fight  or  flight”).  Tujuan  kerja  saraf
                          simpatik  adalah  memberikan  respon  ketika  tubuh  berada  dalam  kondisi
                          yang  terancam.  Oleh  karena  itu,  tubuh  membutuhkan  hal-  hal  yang
                                                                   mendukung         situasi    tersebut,
                                                                   misalnya ketika kita dikejar hal yang
                                                                   kita  takutkan,  maka  saraf  simpati
                                                                   akan  bekerja  untuk  meningkatkan
                                                                   denyut jantung, melebarkan saluran
                                                                   pernapasan,       dan    merangsang
                                                                   pemecahan        glikogen     menjadi
                             Gambar 37. Ilustrasi fenomena respon saraf simpatis
                                   Sumber: https://www.gurusiana.id/   glukosa sehingga ketika kita dalam
                          kondisi terancam tubuh membutuhkan oksigen dari udara dan energi dari
                          glukosa, hal ini dilakukan agar oksigen yang diedarkan dalam darah dapat





                                                                                                             34
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50