Page 4 - BAB-I-Esensi-Bimbingan-dan-Konseling
P. 4

dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,

                  kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan dirinya,
                  masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 tahun 2003).


                          Konsep bimbingan dan konseling telah dikenal di dunia pendidikan di Indonesia

                  sejak  tahun  1960-an,  ketika  pemerintah  Indonesia  mengembangkan  program  SMA

                  Teladan  di  beberapa  kota.  Pada  waktu  itu,  diangkat  beberapa  guru  “bimbingan  dan
                  konseling” (saat itu disebut dengan istilah bimbingan dan penyuluhan), disiapkan untuk

                  membantu  para  siswa  dalam  memilih  program  studi  yang  sesuai  dengan  bakat  dan

                  minatnya (Romlah, 2006). Dalam perjalanannya, mulai tahun 1975, secara legal formal

                  program bimbingan dan konseling masuk ke dalam kurikulum sekolah, dan hingga saat

                  ini,  program  bimbingan  dan  konseling  merupakan  bagian  integral  dari  program
                  pendidikan di sekolah.


                      Istilah bimbingan oleh Romlah (2006) dimaknai sebagai proses pemberian bantuan

                  kepada  individu/  peserta  didik  secara  berkelanjutan  dan  sistimatis,  agar  dapat

                  memahami  diri  dan  lingkungannya,  dapat  mengarahkan  diri  dan  menyesuaikan  diri
                  dengan lingkungan dan dapat mengembangkan diri secara optimal untuk kesejahteraan

                  diri  dan  kesejahteraan  masyarakat.  Dalam  Permendikbud  nomor  111/2014  tentang

                  Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah disebutkan

                  bahwa  Bimbingan  dan  Konseling  sebagai  bagian  integral  dari  program  pendidikan,

                  merupakan  upaya  memfasilitasi  dan  memandirikan  peserta  didik  dalam  rangka
                  mencapai  perkembangan  yang  utuh  dan  optimal.  Layanan  Bimbingan  dan  Konseling

                  dipandang sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram

                  yang  dilakukan  oleh  konselor atau  guru  Bimbingan  dan  Konseling untuk  memfasilitasi
                  perkembangan  peserta  didik/Konseli  untuk  mencapai  kemandirian,  dalam  wujud

                  kemampuan  memahami,  menerima,  mengarahkan,  mengambil  keputusan,  dan

                  merealisasikan  diri  secara  bertanggung  jawab  sehingga  mencapai  kebahagiaan  dan

                  kesejahteraan dalam kehidupannya.

                         Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  bimbingan  dan  konseling

                  pada  jalur  pendidikan  formal  merupakan  proses  memfasilitasi  perkembangan  peserta

                  didik/  siswa  pada  jalur  pendidikan  formal,  yang  diprogram  secara  sistimasis,  obyektif,


                                                                                                          4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9