Page 56 - Wisata Kuliner
P. 56
nesia, merupakan salah satu warisan budaya. Untuk
meningkatkan daya tarik konsumen, diperlukan sebuah
kreativitas sehingga tercipta produk kuliner yang
menarik dan berkualitas.
B. Ruang Lingkup Pengembangan Kuliner
Sebuah laporan mengenai ekonomi kreatif yang diterbitkan
oleh Mississippi Development Authority menyatakan bahwa
ruang lingkup kuliner pada ekonomi kreatif merupakan bagian
dari industri pertanian dan industri makanan (Gambar 1-1).
Secara lebih rinci ruang lingkup ini dibagi ke dalam empat
kategori, yaitu
1. Jasa penyedia makanan/restoran/jasa boga (caterers);
2. Toko roti (baked goods stores);
3. Toko olahan gula/permen/coklat (confectionery and nut
stores);
4. Toko produk makanan spesial (all other specialty foods
stores).
Adanya penajaman konteks kuliner pada industri kreatif
dikarenakan oleh adanya usaha kuliner non-kreatif dalam
jumlah besar dalam subsektor kuliner dimana akarnya adalah
industri pertanian serta industri makanan dan minuman.
Klasifikasi tersebut menjadikan usaha restoran cepat saji,
restoran dengan menu tetap, dan usaha kuliner standar
lainnya tidak masuk dalam subsektor kuliner pada industri
kreatif di negara bagian tersebut.
Pada umumnya industri kuliner didefinisikan lebih ke
arah pelayanan makanan dan minuman (food service). Hal ini
karena pada area tersebut lebih dibutuhkan kemampuan dan
keahlian kuliner seperti memasak berbagai menu makanan
yang dilakukan di dapur dan kemudian menyajikannya di
sebuah piring dengan penataan yang menggugah selera.
Seiring perkembangan dunia kuliner, beberapa klasifikasi
mulai memasukkan produk makanan hasil olahan atau ke-
masan ke dalam ruang lingkup kuliner, yaitu untuk kategori
48 | Buku Wisata Kuliner

