Page 4 - E-MODUL PEMAHAMAN DASAR INFOGRAFIS
P. 4
8. Mendorong pemikiran kritis dalam analisis data, membantu peserta memilih dan menyajikan
informasi yang paling relevan dan impactful, menghindari kekacauan visual dan menjaga fokus pada
pesan utama.
9. Menumbuhkan apresiasi terhadap etika dalam visualisasi data, menekankan pentingnya akurasi,
transparansi, dan kejujuran dalam menyajikan informasi guna membangun kepercayaan dengan
audiens.
10. Mempersiapkan peserta untuk beradaptasi dan berinovasi dalam lanskap komunikasi yang terus
berkembang, di mana kemampuan untuk menyampaikan informasi secara visual menjadi semakin
penting di berbagai bidang dan industri.
URAIAN MATERI
PENGERTIAN INFOGRAFIS
Infografis, singkatan dari "informasi grafis", adalah alat komunikasi visual yang kuat,
menggabungkan elemen-elemen desain dengan data untuk menyajikan informasi kompleks secara cepat,
jelas, dan menarik. Alberto Cairo, dalam bukunya "The Functional Art" (2012), mendefinisikan infografis
sebagai "representasi visual dari data, informasi, atau pengetahuan yang bertujuan untuk memfasilitasi
komunikasi yang kompleks atau abstrak." Cairo menekankan bahwa infografis bukan sekadar hiasan,
melainkan alat fungsional untuk meningkatkan pemahaman.
Edward Tufte, pelopor dalam visualisasi data, dalam karyanya "The Visual Display of
Quantitative Information" (1983), menyatakan bahwa infografis yang baik adalah yang memiliki "data-to-
ink ratio yang tinggi." Ini berarti bahwa setiap elemen visual dalam infografis harus memiliki tujuan
untuk menyampaikan informasi, bukan sekadar dekorasi. Tufte mengkritik keras penggunaan "chart junk"
atau elemen-elemen dekoratif yang tidak memberikan nilai informasi.
Menurut Garr Reynolds, penulis "Presentation Zen" (2008), "Infografis yang efektif
memanfaatkan kecenderungan alami otak manusia untuk mencari pola, hubungan, dan makna." Reynolds
menekankan bahwa manusia adalah makhluk visual, dan infografis yang baik memanfaatkan
kecenderungan ini untuk mempercepat pemahaman.
Robert Horn, dalam bukunya "Visual Language" (1998), menyatakan bahwa "infografis adalah
bahasa universal di era informasi." Horn berpendapat bahwa dalam dunia yang semakin kompleks dan
multikultural, infografis menyediakan cara berkomunikasi yang melampaui hambatan bahasa dan budaya.