Page 16 - MODUL FIQIH
P. 16
Semester Ganjil MTs Bustanul ‘Ulum
benar-benar sempurna. Dia belum sampai mengalami fase haid ataupun
keluar air sperma. Oleh karena itu, penyembelihan binatang yang
dilakukan oleh anak yang belum mumayyiz dinyatakan tidak sah. Bahkan
menurut Syaikh Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayat
al-Muqtashid, ketiga syarat tersebut ditambah dengan dua syarat yaitu
berjenis kelamin laki-laki dan tidak menyianyiakan shalat.
b. Binatang yang Disembelih
Binatang yang akan disembelih wajib memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan sebagai berikut:
1) Binatang yang akan disembelih masih dalam keadaan hidup. Binatang
yang mati bukan karena disembelih berarti sudah menjadi bangkai.
Adapun ciri-ciri hewan yang dianggap hidup adalah adanya hayyat
mustaqirrah (bernyawa), masih adanya gerakan ekor, matanya dapat
melirik dan kakinya dapat bergerak sesudah disembelih.
2) Binatang yang akan disembelih adalah binatang yang halal, baik dari segi
zatnya maupun cara memperolehnya. Dalam istilah Fikih disebut dengan
halal lizatihi dan halal sabab.
c. Niat penyembelihan
Niat penyembelihan yang benar ialah semata-mata ingin
mengkonsumsi binatang tersebut secara halal sesuai syariat Islam. Salah
satunya dengan niat menyembelih karena Allah Swt. dengan cara menyebut
nama Allah Swt. saat melakukan penyembelihan binatang. Sebagaimana
yang tertulis dalam firman Allah Swt.:
IX Fiqih Ibadah 10