Page 12 - final flip book Dea
P. 12

itu sengaja diletakkan di pinggir dan tidak                                                                    Tampaknya, si Cicak tak merasa kepedasan

                              diawasi oleh para semut. Mereka tertawa                                                                        setelah melahap habis cabai-cabai itu.


                              riang, bergandengan tangan, dan menari-nari.                                                                   Saat terbangun dari tidurnya, Cicak kembali

                              Sesekali mereka bernyanyi dan melirik ke                                                                       bertanya-tanya perihal para semut yang

                              arah cabai. “Buah merah, buah merah, enak                                                                      justru tertawa saat makanan mereka diambil.

                              sekali. Jangan lupa kawan yang paling manis                                                                    Saking penasarannya, ia pun kembali ke

                              ditaruh dipinggir, buat dimakan nanti. Lalalala,                                                               tempat istirahat para semut.


                              y e y e y e , ”   s e n a n d u n g   p a r a   s e m u t .                                                    Setibanya di sana, ia melihat para semut

                              Saat para semut asik berpesta, Cicak kembali                                                                   sedang mengobrol dengan Sang Kancil. Ia

                              datang dan langsung mengambil buah-                                                                            pun mengendap-endap bersembunyi di balik

                              buahan merah dengan mulutnya. Ia lalu kabur                                                                    batu dekat mereka. Karena penasaran, ia

                              dan bersembunyi. Menyadari hal tersebut,                                                                       menguping percakapan mereka. “Sepertinya
                                                                                                                                                                                     V
                              para semut langsung tertawa terbahak-bahak.                                                                    rencana kita berhasil. Cicak pasti sekarang

                              Saat membawa kabur buah merah itu, Cicak                                                                       sedang merasakan pedasnya cabai segar

                              mendengar gelak tawa para semut.                                                                               yang kita petik,” ujar salah satu semut. “Iya,

                              “Kenapa mereka malah tertawa? Kemarin                                                                          biar dia tahu rasa. Makanya jangan suka

                              saja mereka sedih saat aku mengambil apel                                                                      mencuri apa yang jadi milik orang lain.


                              mereka. Kenapa sekarang terlihat bahagia?”                                                                     Sekarang, ia kena batunya,” jawab salah satu

                              ucap Cicak dalam hati. Ia kebingungan                                                                          semut yang kesal karena sikap Cicak. Sang

                              dengan sikap aneh para semut. Tak ingin pikir                                                                  Kancil lalu menyela percakapan para semut,

                              panjang, ia lalu memakan seluruh buah                                                                          “Teman-teman, aku mau mengatakan

                              merah yang diambilnya. Karena kekenyangan,                                                                     sesuatu. Sebenarnya, cabainya tadi telah


                              ia lalu tertidur pulas.                                                                                        kuganti dengan potongan buah apel.”

                                                                                                                                             “
   7   8   9   10   11   12   13   14   15