Page 204 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 204

Terpegang di Pangkal Bedil
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                    oleh pemerintah Orde Baru dengan Rencana Pembangunan
                    Lima Tahunnya (Repelita).

                        Maka,  Ayah pun amat sibuk mengadakan khutbah-
                    khutbah menentang Kristenisasi, dan memberikan penjelasan
                    pandangan Islam terhadap macam-macam isu itu. “Modernisasi
                    bukan berarti westernisasi dan bukan pula Kristenisasi,”
                    demikian berkali-kali  Ayah mengatakan kepada wartawan
                    yang menginterviewnya. Di Masjid  Agung  Al-Azhar bila
                    gilirannya berkhutbah, Ayah dengan suara lantang dan penuh
                    semangat memperingatkan jamaah agar berhati-hati terhadap
                    Zending Kristen bahwa saat ini mereka sedang dirasuki oleh
                    dendam Perang Salib untuk membasmi umat Islam. “Kristen
                    lebih berbahaya dari Komunis,” katanya seraya menguraikan
                    kekejaman inkuisi yang kejamnya dengan peristiwa Lubang
                    Buaya, tatkala mereka berhasil mengalahkan umat Islam di
                    Spanyol.
                        Ayah mendesak saya supaya berusaha memperlancar
                    penerbitan Majalah Panji Masyarakat yang waktu itu
                    mengalami kesulitan keuangan. Dan setiap penerbitan majalah
                    itu niscaya membahas soal Kristenisasi, modernisasi, dan
                    sekularisasi itu, baik karangan yang ditulisnya sendiri dalam
                    rubrik “Dari Hati Ke Hati” maupun dari pengarang-pengarang
                    lain, di samping menguraikan makna toleransi dan kerukunan
                    agama menurut ajaran Islam dan sebagainya. Kadang-kadang
                    saya merasa cemas membaca tulisan-tulisannya, yang saking
                    semangatnya bisa membahayakan kelanjutan hidup majalah
                    itu.

                        Tanggal 30 November 1967, tiga hari sebelum tibanya
                    puasa Ramadhan, Pejabat Presiden Soeharto mengambil
                    prakarsa mengadakan Musyawarah  Antaragama bertempat

                                                                         187

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:55 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   187
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   187      1/13/2017   6:18:55 PM
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209