Page 9 - Art of Ericksonian Hypno
P. 9

The Art of Ericksonian Hypnosis: Prinsip-Prinsip Mendasar dan Penerapannya


                   orang tidur, mengawali hipnosisnya dengan uji sugestibilitas untuk
                   mengetahui apakah seseorang bisa mengikuti sugesti dengan mudah atau
                   sebaliknya.

                   Saya menanyakan kepadanya apakah ia sendiri sudah pernah merasakan
                   pengalaman trance. Ia bilang sudah, yaitu ketika dihipnotis oleh teman yang
                   mengajarinya. Hanya saja Dodi merasa itu mungkin hanya trance ringan
                   sebab tidurnya tidak betul-betul nyenyak. “Saya masih bisa mendengar
                   semua omongan yang disampaikan ke saya,” katanya.

                   “Jadi kau kemari ingin bicara tentang hipnosis, dan ingin merasakan tidur
                   nyenyak di tempat ini?”

                   “Ya.”

                   “Ya, dan aku mengizinkanmu,” kata saya.

                   Mereka tertawa.

                   “Sebab sangat penting memberi kesempatan kepada orang lain untuk
                   mendapatkan apa yang ia inginkan. Sekarang, silakan....”

                   Dodi mengatur duduknya mengikuti apa yang saya katakan. Kedua
                   tangannya di atas paha. Yang seorang lagi, Husni, saya minta memperhatikan
                   seluruh proses yang berlangsung. Kemudian saya melanjutkan pembicaraan
                   dengan dengan Dodi sampai ia tidur. Ia menunjukkan dirinya subjek yang
                   baik dengan memunculkan semua fenomena hipnotik yang diminta: ia bisa
                   bangun hanya kepala, gagal mengendalikan gerak tangannya, tidak melihat
                   tangan kirinya, dan ia berhalusinasi.

                   Namun, ketika dibangunkan, ia tetap mengatakan bahwa ia ingin sekali
                   merasakan tidur yang benar-benar lelap. Saya katakan, “Nanti di rumah kau
                   bisa melakukannya.”

                   Selesai sesi dengan Dodi, Husni kemudian menyediakan diri menjadi subjek
                   berikutnya. Ia punya masalah tidak bisa rileks ketika bicara di depan orang
                   banyak, padahal itu pekerjaannya. Ia bekerja memasarkan sebuah produk dan
                   untuk itu ia harus sering melakukan presentasi.

                   Kepada Husni, yang ingin dihipnotis, saya menanyakan apakah ia sudah
                   pernah dihipnotis sebelumnya.

                       “Pernah,” katanya, “tapi tidak bisa trance.”



                   A.S. Laksana                                                                         9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14