Page 10 - E-modul Sejarah Perjuangan R.M Tirto Adhi Soerdjo
P. 10
PERJUANGAN R.M TIRTO ADHI SOERDJO
PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL
A. Biografi R.M Tirto Adhi Soerdjo
R.M Tirto Adhi Soerjo merupakan seorang keturunan bangsawan yang lahir di
Blora pada tahun 1880. Ayah Tirto Adhi Soerdjo bernama Raden Ngabehi Hadji
Moehammad Chan Tiritodhipoero. R.M Tirto Adhi Soerdjo memiliki nama kecil
Djokomono, Ia merupakan anak kesembilan dari sebelas bersaudara. Kakek Tirto Adhi
Soerjo bernama R.M Tirtonoto, menjabat sebagai Bupati Rajawesi, Kerisidenan Rembang.
Rajawesi merupakan sebutan untuk wilayah bojonegoro sebelum tahun 1827. Selain itu,
R.M Tirto Adhi Soerdjo juga memiliki garis turunan dengan pangeran Sumber Nyowo
yang tak lain julukan dari Mangkunegara I yang berasal dari neneknya Raden Ayu
Tirtonoto.
R.M Tirto Adhi Seordjo tumbuh di dalam lingkup keluarga yang menjalin
hubungan kooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda. Selama menjabat sebagai bupati
Bojonegoro, Tirtonoto mampu memungut pajak dari hasil pertanian dan kehutanan sebesar
f 350.000/ tahun, kemudian ia juga membuat daerah lembah Bengawan Solo yang dulu
merupakan daerah tertinggal menjadi daerah sejahtera lewat budidaya tembakau, atas
sumbangsih yang besar itu sehingga pemerintah Hindia Belanda menganugerahi bintang
jasa Ridder Nederlandsche Leeuw sebuah penghargaan tertinggi sipil Kerajaan Belanda
kepada R.M Tirtonoto (Arifin 2018:14). Bukan hanya kakeknya, ayah R.M Tirto Adhi
Soedjo juga bekerja untuk belanda sebagai pegawai kantor perpajakan milik perintah
Hindia Belanda.
Sejak kecil, R.M Tirto Adhi Soedjo tinggal bersama kakek dan neneknya di
Bojonegoro dan bersekolah disana. Namun, R.M Tirto Adhi Soedjo tidak menamatkan
sekolah dasarnya di Bojonegoro karena kepindahannya setelah kakek dan neneknya
meninggal. R.M Tirto Adhi Soedjo kemudian ikut bersama saudara sepupunya yang
bernama R.M.A Brotodiningrat bupati Madiun. Tidak berselang lama, kemudian R.M Tirto
1