Page 53 - Ada - Bagian Dari Hidup (Puisi, Cerpen, Naskah drama)
P. 53
ADA: BAGIAN DARI HIDUP
masyrakat sebagai siswa yang super sibuk sempat menulis, bahkan menyusun
tulisannya tersebut menjadi koran kelas yang akan dibagikan ke teman-teman
sekelasnya.
Isi dari koran kelas itu sangat membantu siswa lain dalam mengikuti kegiatan
di Labschool. Selain berisi cerpen yang ia buat, koran tersebut juga berisi jadwal
pelajaran, daftar tugas dan batas waktu pengumpulannya, profile siswa berprestasi di
kelasnya, dan lirik lagu yang sedang hits pada saat itu.
Aku kira koran tersebut dibuat dengan kerja sama tim. Namun, perkiraanku
meleset. Koran kelas itu diproduksi sendirian oleh Nano. Dari mengumpulkan data
untuk bahan tulisan, menulis segala macam rubrik yang ada pada koran tersebut,
membuat layoutnya, menyunting isi artikelnya, sampai mencetaknya dia kerjakan
sendirian. Hal luar biasa lain ialah Nano membagikannya secara cuma-cuma kepada
teman sekelasnya.
Akupun penasaran dan bertanya kepadanya, “Nano, apa alasan kamu menulis
dan menyusunnya menjadi koran kelas?”
Diapun menjawab dengan ringan tanpa beban. “iseng aja pak.”
Sontak aku terkaget dan terkenang pengalaman masa lalu mendengar
jawaban dari Nano. Pada zaman kuliah dulu akupun aktif menulis. Beberapa tulisanku
seperti puisi berhasil dimuat di buletin kampus. Ada salah satu teman yang
melontarkan pertanyaan persis seperti pertanyaanku untuk Nano. Akupun
memberikan jawaban persis dengan jawaban Nano terhadap pertanyaanku, “iseng”.
Nano menjawab tanpa beban, padahal tugas sekolah yang diberikan sudah
membuat siswa baru lainnya banyak yang mengeluh bahkan sampai sakit. Aku benar-
benar kagum padanya dan bertekat untuk menghidupkan kembali semangat
menulisku mulai saat itu juga. Selain memberikanku semangat untuk menulis, Nano
juga memberikanku inspirasi untuk tulisan-tulisanku.
Belum usai rasa kagumku terhadap semangat menulis Nano, ia membuat
kejutan baru di plaza. Pada jam istirahat, dia tersenyum membawa tas jinjing besar
yang berisi makanan ringan. Sesuai dugaanku, Nano menawarkan makanannya ke
tiap orang yang ia jumpai di plaza. Tidak untuk di jual. Lagi-lagi dia membagikannya
secara cuma-cuma. Dan yang membuatku tersenyum ialah Nano berani untuk
menawarkan makanannya tidak hanya ke kelas 7, namun ia juga berani menawarkan
makanannya ke kakak kelasnya kelas 8 dan kelas 9.
COPYRIGHT: REFQI RIFAI 52