Page 12 - HANDOUT ELEKTRONIK KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTEMUAN 2
P. 12

A.  Apa yang Menyebabkan Rusaknya Keanekaragaman Hayati


                    1.  Kerusakan Karena Campur Tangan Manusia



                          Kesadaran, pemahaman dan kepedulian yang rendah : Sebagian lapisan

                            masyarakat  kurang  memiliki  kesadaran  dan  pemahaman  tentang  makna

                            penting  keanekaragaman  hayati  bagi  kehidupan  seharihari  maupun  sebagai

                            aset pembangunan. Ketidaktahuan ini menimbulkan sikap tidak peduli yang

                            mengarah pada perusakan keanekaragaman hayati.

                          Pemanfaatan berlebih : Pemanfaatan sumber daya sering dilakukan tanpa

                            mempertimbangkan daya dukung lingkungan.

                          Pemungutan dan perdagangan illegal : Contoh jelas tentang hal ini adalah

                            penebangan liar, serta perdagangan flora dan fauna, yang dilindungi maupun

                            yang tidak, juga marak di Indonesia. Di kawasan laut, terjadi pencurian ikan,

                            sebagian  besar  oleh  kapal  asing  yang  nilainya  diperkirakan  antara  US$  3

                            sampai 4 miliar atau Rp. 36 triliun (Kwik, 2002).

                          Konversi habitat alami: Diperkirakan sekitar 20-70% habitat alami Indonesia

                            sudah rusak (Bappenas, 1993). Hal ini terjadi terutama karena konversi habitat

                            alami untuk berbagai kepentingan pembangunan. Misalnya, degradasi hutan

                            mangrove  untuk  dikonversi  menjadi  tambak,  lahan  pertanian,  pemukiman,

                            pelabuhan dan industri, seperti yang umum terjadi di pesisir timur Sumatera,

                            pantai utara Jawa, dan Sulawesi Selatan.

                          Monokulturisme dalam budidaya dan pemanfaatan : Pola monokultur ini

                            mengarah pada ketidakseimbangan dan akhirnya menimbulkan keterancaman

                            spesies  serta  erosi  keanekaragaman  genetik.  Spesies  yang  diketahui  nilai

                            ekonomi  pasarnya  dieksploitasi  secara  berlebih,  dan  upaya  budidayanya

                            dilakukan.  Sementara  spesies  yang  dianggap  tidak  punya  nilai  ekonomi

                            dibiarkan terancam punah tanpa ada upaya budidaya.









                                                               3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17