Page 73 - POWERFULL APLICATION_Neat
P. 73
Dalam pentas baca sajak di Taman Ismail Marzuki, Jakarta,
26-27 Juli 1995 yang bertajuk “Rendra, Epik dan Balada”
puisi ini diberi pengantar oleh Rendra: Sejak saat itu firdaus
telah sirna. Ia telah mengecap asinnya keringat. Amisnya
darah. Gaduhnya derita manusia. Pada saat seperti itu
dialog terjadi antara dirinya dan kampung halamannya.
Sang Petualang ini makin merasa-rasakan hubungan antara
jiwa dan tempat kelahirannya. Dan akhirnya, sampai pada
titik perenungan seperti sajak ini: Bukannya di Madrid—
sebua h dialog, penggambaran epos percintaan melewati
dialog antara lelaki dan wanita.

