Page 27 - E-Modul Tematik Berbasis Kearifan Lokal, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Al-Qur'an Hadits Untuk Kelas IV SD/MI
P. 27
Bacalah teks berikut ini!
Adok Adat Lampung
Gelar dalam bahasa Lampung disebut Adok. Adok dimaknai sebagai gelar seseorang
pada kedudukan atau jenjang dalam adat yang diwariskan secara turun temurun dan atau
dianugerahkan kepada seseorang disebabkan berkesesuaian serta memenuhi tata petiti adat.
Adok yang menjadi bagian dari tradisi warisan leluhur yang terus disimbangkan
(disandangkan) kepada seorang. Tata aturan adok tetap dihormati dan dijalankan sejak nenek
moyang dahulu. Tata petiti adok dipersonifikasikan menjadi “tungku” yaitu tiga buah batu
perapian untuk memasak, berbentuk segitiga sama sisi. Penggambaran suatu perapian yang
dapat dipergunakan untuk memasak jika letak dan posisi ketiga batu itu berimbang.
Dem ikian pula adok bisa disandangkan kepada seseorang yang jika dan hanya jika ketiga
syarat “tungku“ itu terpenuhi.
Kaidah adok itu berbunyi sebagai berikut, “Adok Nitutuk Tutokh, Tutokh Nutuk Di
Jujjokh” artinya Gelar diikuti Panggilan, Panggilan ikut kepada Kedudukan/Nasab/Garis
Keturunan. Ketiga hal tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.
1. Adok.
Adok diartikan dengan Gelar, diwariskan kepada seseorang setelah menginjak jenjang
pernikahan dan dilekatkan kepada seseorang melalui prosesi butettah dalam rangkaian
upacara adat atau Tayuhan. Ketika seseorang menyimbang adok maka secara otomatis ia
memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga adat istiadat, memegang tampuk
kepemimpinan untuk membawahi setiap jejang dibawahnya. Diwilayah tanoh unggak
sekala brak, adok memiliki hierarki atau tingkatan mulai dari pemimpin adat tertinggi
hingga ke bawah.