Page 27 - Geografi SMA Kelas X
P. 27
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan ciri khas ilmu geografi.
Pendekatan ini merupakan suatu metode analisis yang mene
kankan pada eksistensi ruang (spatial) sebagai wadah untuk
mengakomodasikan kegiatan manusia dalam menjelaskan
fenomena geosfer. Contohnya adalah ketika pemerintah akan
melaksanakan program transmigrasi maka untuk menentukan
daerah tujuan transmigrasinya harus melalui analisis atau pende
katan keruangan. Dalam menentukan daerah transmigrasi
tentunya harus dikaji, baik secara fisik maupun sosial. Unsur
fisik yang dikaji, misalnya tingkat kesuburan tanah, tingkat
curah hujan dan kondisi hidrologisnya, sedangkan unsur Sumber: https://bit.ly/3g05sE4
sosial dan budaya yang perlu dikaji adalah tipe masyarakat Gambar 1.9 Penetapan daerah transmigrasi dapat meng
setempat apakah tergolong tertutup atau terbuka dalam gunakan pendekatan keruangan
menerima suatu perubahan sosial.
Fakta Geografi
Transmigrasi dan Food Estate untuk Indonesia
Wabah pandemi Covid19 membuat pemerintah berupaya untuk menguatkan sistem ketahanan pangan nasional agar
tercipta swasembada pangan dalam rangka pemulihan penanganan ekonomi nasional (PEN). Sejalan dengan hal tersebut,
kerja sama lintas kementerian/lembaga ikut bergotong royong mewujudkannya.
Tak terkecuali dengan transmigrasi, transmigrasi yang dahulunya dikenal dengan program perpindahan penduduk
dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya sekarang mengalami perubahan paradigma.
Transmigrasi juga menguatkan program ketahanan pangan (food estate) di Kalimantan Tengah, tepatnya Kawasan
Transmigrasi LamuntiDadahup (KTLamunti Dadahup) Kabupaten Kapuas.
Hal ini sesuai dengan penunjukkan wilayah tersebut oleh Presiden sebagai lahan food estate. KT tersebut adalah
wilayah yang terbentuk dari program transmigrasi pada awalnya, banyak para eks transmigran yang sudah menetap di
sana dengan mata pencarian bermacammacam, dengan usaha pokoknya adalah pertanian.
Dengan telah adanya embrio tersebut, maka dirasa tidak perlu memulai dari nol untuk Kawasan Transmigrasi yang
mendukung program ketahanan pangan.
Kawasan Transmigrasi yang berlahan gambut menjadi challenge tersendiri untuk pembangunan dan perawatan
infrastrukturnya. Lahan gambut juga menjadikan infrastruktur harus di-treatment lebih khusus.
Perbaikan infrastruktur seperti jalan untuk aksesibilitas barang serta kondisi drainase yang diperlukan mengalirkan
air saat banjir adalah yang sangat diperlukan untuk saat ini.
Mengingat kondisi sekarang adalah gambut, penyediaan bibit dan pupuk yang sesuai adalah kunci dasar dalam
kesuksesan program ini. Selain itu, didukung dengan sarana produksi pertanian yang tepat, dukungan kelembagaan serta
keuangan akan menjadi modal yang cukup untuk membuat program menjadi lebih percaya diri akan berhasil.
Kemudahan penyediaan modal serta pinjaman dengan bunga kredit yang rendah akan menjadi stimulan bagi para
petani. Tidak ada alasan bagi petani tidak mempunyai modal untuk membeli pupuk ataupun bibit.
Dengan adanya sokongan keuangan yang cukup akan membuat tengkulak tidak mempunyai andil untuk menawar
harga gabah yang dapat merugikan para petani.
Kepastian off taker dari hasil panen juga menjadi penentu agar program ini berhasil, perlu dibuat suatu sistem
kelembagaan yang menyeluruh dan komprehensif agar hasil panen dapat terdistribusikan dengan baik.
Dimulai dari pegawai instansi pemerintah maupun perusahaan yang ada di skala lokal harus menjadi pembeli tetap
hasil petani di sana. Pengolahan gabah menjadi beras berskala premium akan menambah nilai jual dan bisa bersaing
di tingkat nasional. Hal ini dapat dimungkinkan dengan adanya fasilitasi peralatan pengolah hasil produksi pertanian.
Bab I Konsep Dasar Ilmu Geografi 13