Page 20 - IPA Kelas VII
P. 20
Sebagai sebuah pengetahuan, IPA memiliki beberapa karakteristik, yaitu
sebagai berikut.
1. Rasional, artinya IPA didapatkan melalui pemikiran yang
menggunakan nalar secara logis yang dapat diterima nalar manusia.
Prinsip dan karakter ini juga menjadikan IPA sebagai sebuah kaidah
keilmuan yang pasti, alias bukan takhayul.
2. Objektif, artinya sesuai dengan fakta tanpa dipengaruhi oleh
pandangan pribadi. Dalam hal ini, IPA tidak boleh menutupi fakta
yang ada, apalagi sampai mengubah fakta-fakta di lapangan.
3. Empiris, artinya IPA juga harus dapat dibuktikan melalui pengamatan,
eksperimen, studi, dan penelitian yang mendalam akan suatu hal.
Tanpa pembuktian empiris, sains akan cenderung sulit untuk diterima
dan bahkan bisa dituduh sebagai bagian dari pseudosains (ilmu semu).
4. Akumulatif, artinya IPA harus terbuka dengan segala kemungkinan
yang ada. Teori atau hipotesis terbaru harus bisa menyempurnakan
teori dan hipoteis IPA yang lama.
Untuk lebih memahami hakikat dan karakteristik IPA, ayo kita diskusi
bersama terkait kasus Haruko Obokata pada kegiatan Diskusi Sains 1.1
berikut.
Diskusi Sains 1.1
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
Penelitian Haruko Obokata
Pada Januari 2014, dua artikel penelitian di jurnal terkenal Nature karya Haruko Obokata dan rekan penulisnya, menarik
banyak perhatian peneliti dunia. Mereka melaporkan cara sederhana untuk mengubah sel tubuh biasa menjadi sel
pluripotensi dengan teknik STAP. Perendaman singkat dalam larutan asam sitrat lemah dapat membuat sel biasa dapat
tumbuh menjadi semua jenis sel, pencapaian yang sangat diinginkan dalam penelitian sel punca. Laporan penelitian
Obokata itu mengguncangkan dunia, karena para ilmuwan yang bertahun-tahun bekerja keras menangani sel punca
mendapatkan informasi tentang cara yang sangat mudah dan murah untuk menghasilkan sel yang sangat bermanfaat
untuk kepentingan medis itu.
Beberapa hari setelah publikasi, komentar di media sosial seperti blog dan Twitter mempertanyakan apakah
gambar artikel penelitian telah direkayasa dan isi penelitian disalin dari makalah lain. Para peneliti di belahan dunia
lainnya tidak mendapatkan hasil yang sama dengan teknik yang dilakukan Obokata. Tempat bekerja Obokata, RIKEN
Center for Developmental Biology (CDB) di Kobe, Jepang, menyelidiki dan menyimpulkan kesalahan ilmiah. Sel STAP
sebenarnya adalah sel induk embrionik. Artikel Nature ditarik kembali oleh pengelola jurnal. Peneliti CDB lain yang
tidak memiliki hubungan dengan penelitian STAP terkena dampak negatif. Pada akhir 2014, setelah gagal mengulangi
hasil yang dipublikasikan, Obokata mengundurkan diri. Dia kemudian dicabut gelar doktornya oleh Universitas Waseda.
Berdasarkan teks di atas, diskusikan dengan teman sekelompok kalian terkait pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana sikap ilmiah yang dimiliki Obokata ketika dia menyusun artikel penelitian?
2. Jelaskan dua karakteristik IPA yang tidak terpenuhi oleh penelitian Obokata sehingga hasil risetnya tidak termasuk
ke dalam pengetahuan baru?
3. Mengapa seorang peneliti harus memiliki sikap ilmiah yang baik?
6 Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII