Page 47 - Pendidikan Pancasila SMA Kelas X
P. 47

Nilai­nilai Pancasila bersifat subjektif artinya bahwa keberadaan
                  nilai­nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia
                  sendiri. Hal ini dapat dijelaskan karena beberapa hal berikut.

                  a.  Nilai­nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa
                      Indonesia sebagai penyebab adanya nilai­nilai tersebut.
                  b.  Nilai­nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
                      sehingga merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber
                      nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam
                      hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
                  c.  Nilai­nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai­nilai kerohanian,
                      yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis,
                      dan nilai religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia
                      karena bersumber pada kepribadian bangsa.

                      Sebagai ideologi yang tidak diciptakan oleh negara menjadikan
                  Pancasila juga merupakan sumber nilai sehingga Pancasila merupakan asas
                  kerohanian bagi tertib hukum Indonesia dan meliputi suasana kebatinan
                  (geistlichenhintergrund) dari Undang­Undang Dasar Negara Republik
                  Indonesia  Tahun 1945 (UUD NRI  Tahun 1945) serta mewujudkan
                  cita­cita hukum bagi hukum dasar negara.
                      Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang­Undang Dasar
                  mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara
                  untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
                  cita­cita moral rakyat yang luhur. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan
                  berarti mengubah nilai­nilai dasar, namun mengeksplisitkan wawasannya
                  secara lebih konkret sehingga mampu memecahkan masalah­masalah
                  baru dan aktual. Misalnya, yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia
                  (HAM), demokratisasi dan pelaksanaan pembangunan nasional yang
                  senantiasa berkembang dan disesuaikan dengan visi dan misi Indonesia.
                  Menurut  Moerdiono, ada tiga tataran nilai dalam ideologi Pancasila,
                  yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
                  a.  Nilai Dasar

                  Nilai dasar adalah suatu nilai yang bersifat abstrak dan
                  tetap yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai
                  dasar merupakan prinsip yang bersifat amat abstrak, bersifat
                  amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan
                  kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi
                  kandungan nilainya maka nilai dasar berkenaan dengan
                  eksistensi sesuatu yang mencakup cita­cita, tujuan, tatanan
                  dasar, dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan oleh
                  para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh baik dari
                  sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan
                  yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita­cita
                  yang  ditanamkan  dalam  agama  dan  tradisi  tentang  suatu
                                                                             Sumber: https://bit.ly/3BK06CK
                  masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kebersamaan,
                                                                             Gambar 1.31  Penjajahan  yang  menyeng sarakan  rakyat
                  serta persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat.     Indonesia




                                                                              Bab I  Pancasila sebagai Dasar Negara  35
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52