Page 27 - Glow Up with Qur'an
P. 27
banting pintu, atau bahkan air matanya yang bercucuran.
barang-barang lainnya di Mulutnya diam, tapi hatinya
rumah. Teriakannya setara carut-marut. Anak mana yang
petir yang menyambar hati gak hatinya gak hancur lihat
kamu. Tapi, kamu masih orang yang ngelahirin dia
terlalu kecil buat misahin disakitin di depan matanya?
mereka. Akhirnya, kamu Rasanya kamu teriak, “Udah
cuma bisa jadi penonton cukup! Stop Yah, Bu! Saya
yang terpaksa liat semua udah gak kuat sama semua
kejadian itu di depan mata ini!”
kamu dengan tatapan
nanar. Hati kamu ikutan Tapi, dunia seolah-olah
pecah, tapi kamu gak tau egois. Mereka berdua terus
gimana cari benerinnya. bertengkar setiap hari. Kamu
tumbuh dalam pertengkaran,
Sementara, ibu kamu cuma sejak belia hingga dewasa.
bisa diem nahan semuanya. Sepanjang hari hatimu terluka,
Kalau kamu aja sakit, ibu sepi sekali rasanya. Seakan-
kamu yang ngerasain akan ada yang hilang, kamu
langsung pasti hatinya gak punya tempat untuk jadi
jauh lebih sakit. Rasa sakit sandaran. Orang tua kamu
ibumu keliatan jelas lewat terlalu egois. Mereka cuma
21

