Page 58 - PROFIL DINKES 2021 VALIDASI
P. 58
47
Indikator persalinan di tolong oleh nakes di fasyankes di Kabupaten Kubu Raya
pada tahun 2021, telah memenuhi target Renstra yaitu sebesar 89,40% terhadap target
85%. Analisis kematian ibu pada tahun 2021 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat
dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian
pula jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan
risiko kematian ibu.
Hasil Riskesdas 2018 memperlihatkan tempat persalinan paling banyak digunakan
yaitu rumah sakit (baik pemerintah maupun swasta) dan praktek tenaga kesehatan (nakes).
Namun penggunaan rumah masih cukup tinggi sebesar 16,7%, yang menempati urutan
ketiga tertinggi tempat bersalin. Hasil Riskesdas 2018 juga memperlihatkan bahwa 62,5%
rumah tangga mengetahui bahwa akses ke rumah sakit sulit. Begitu juga pengetahuan
rumah tangga terhadap akses ke puskesmas/pustu/pusling/ bidan sebesar 60,8% dan akses
ke klinik/praktek dokter/praktek dokter gigi/praktek bidan mandiri sebesar 62,6% dengan
akses sulit.
Secara konsisten terlihat bahwa provinsi dengan cakupan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan rendah memiliki akses ke fasilitas pelayanan kesehatan yang relatif
sulit. Oleh karena itu untuk daerah dengan akses sulit, Kementerian Kesehatan
mengembangkan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran.
Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban yang jelas.
Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan oleh dukun, namun
dirujuk ke bidan. Ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan, menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah berada
di dekat fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu
Kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS,
Puskesmas), yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil dan
pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga) selama beberapa hari, saat menunggu
persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin.
5. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke
empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari
ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari:
a) pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
b) pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
c) pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;